Data & Fakta: Kontribusi mangrove pada mitigasi perubahan iklim di Indonesia
Ekosistem mangrove diakui atas kemampuannya menyimpan sejumlah besar karbon dan mencegah erosi pesisir akibat gerusan laut. Selain itu, menurut penelitian terbaru ekosistem mangrove juga berperan sebagai penyangga dengan menangkap sedimen kaya karbon organik yang datang bersama dengan kenaikan permukaan laut.
Dalam penelitian terbaru, yang akan dipaparkan pada Blue Carbon Summit di Jakarta, 17-18 Juli mendatang, Daniel Murdiyarso, ilmuwan utama Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR) dan seorang mahasiswa Institut Pertanian Bogor, serta Badan Tenaga Atom Nasional, menemukan bahwa laju sedimentasi lapisan lumpur, di pinggir maupun di bagian dalam sistem mangrove di provinsi Sumatera Utara Indonesia mencapai kurang lebih 3,7 hingga 5,6 mm (seperdelapan hingga seperempat inci) tiap tahun.
Temuan ini menunjukkan, meski makin terhimpit tekanan lingkungan di Sumatera Utara terkait produksi tambak udang, perkebunan kelapa sawit pesisir dan kesibukan pelabuhan, mangrove mampu bertahan menghadapinya.
Berikut ini adalah fakta mengenai mangrove di Indonesia yang aslinya dipublikasikan dalam infografis CIFOR:
- Hampir seperempat dari seluruh ekosistem mangrove dunia berada di Indonesia. Mencakup luas 2,9 juta hektare, hampir sebesar Belgia.
- Hutan mangrove Indonesia menyimpan lima kali lebih banyak karbon dibanding hutan daratan, dan sepertiga dari seluruh karbon yang tersimpan dalam ekosistem pesisir global. Tersimpan lebih dari tiga miliar ton karbon, setara dengan hanya 20 tahun emisi bahan bakar fosil Indonesia pada tingkat penggunaan 2011.
- Area seluas New York – 55.0000 hektare mangrove Indonesia – menghilang tiap tahun. Akuakultur bertanggung jawab atas 40 persen kehilangan mangrove.
- Emisi tahunan dari kerusakan mangrove Indonesia sebesar dengan 190 juta ton, setara dengan seluruh 9,5 juta mobil penumpang (data 2011) di Indonesia berjalan keliling dunia dua kali. Lebih dari 40 persen emisi global dari kerusakan ekosistem pesisir, termasuk semak, mangrove dan rumput laut, berasal dari kerusakan mangrove di Indonesia.
- Menghentikan kerusakan mangrove dapat memenuhi seperempat dari target reduksi emisi Indonesia, yaitu sebesar 26 persen pada 2020. Ini setara dengan mengurangi 40 juta mobil di jalanan.
Referensi: Memotong emisi, bukan mangrove: Harapan terbaik Indonesia dalam memperlambat perubahan iklim
TERKAIT
Adaptasi ajaib mangrove dalam menghadapi kenaikan permukaan laut.
Artikel asli ini dari Global Landscapes Forum. Baca artikel sumber.
Kami persilahkan Anda untuk berbagi konten dari Berita Hutan, berlaku dalam kebijakan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0). Peraturan ini mengijinkan Anda mendistribusikan ulang materi dari Kabar Hutan untuk tujuan non-komersial. Sebaliknya, Anda diharuskan memberi kredit kepada Kabar Hutan sesuai dan link ke konten Kabar Hutan yang asli, memberitahu jika dilakukan perubahan, termasuk menyebarluaskan kontribusi Anda dengan lisensi Creative Commons yang sama. Anda harus memberi tahu Kabar Hutan jika Anda mengirim ulang, mencetak ulang atau menggunakan kembali materi kami dengan menghubungi forestsnews@cifor-icraf.org