Bagikan
0

Bacaan terkait

Meski tidak kurang minat dari para pemangku kepentingan saat membahas perubahan iklim, terdapat kebutuhan transparansi pendekatan pemantauan pemanfaatan lahan yang dapat dengan mudah digunakan oleh berbagai aktor untuk meraih tujuan.

Hal ini lebih mudah dikatakan daripada dilakukan. Mengukur keberhasilan tujuan global dalam Perjanjian Paris, dan Komitmen Kontribusi Nasional (NDC) dari tiap negara dalam sektor pemanfaatan lahan membutuhkan Pemantauan, Pelaporan dan Verifikasi (MRV) emisi gas rumah kaca dari konversi, degradasi dan deforestasi.

Di samping itu, data ini diperlukan tidak hanya dari kepentingan aktor pemerintah yang membidangi perubahan iklim. Kebutuhan dan keinginan dari masyarakat sipil, sektor swasta atau publik terkait untuk dapat mengakses informasi ini secara terpercaya, terakses dan terpahami makin meningkat.

Peluang untuk menghubungkan dan memobilisasi beragam aktor menuju kesamaan standar transparansi data pemanfaatan lahan menjadi subyek diskusi pada sesi bertajuk ‘Transparansi pemantauan tujuan iklim dan pembangunan’ pada Forum Bentang Alam Global (GLF) di Bonn, Jerman baru-baru ini.

Panelis dari beragam latar belakang mendiskusikan isu penghambat pemantauan mandiri dan, terutama, mengapa transparansi data sangat penting.

Christopher Martius, ketua tim penelitian perubahan iklim, energi dan pembangunan Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR), membuka sesi satu-satunya yang membahas pemantauan dalam Forum ini.

“Ketika mengerjakan proyek ini, menarik bagi saya saat begitu banyak teman datang dari sisi biofisik dan pemantauan. Bagi mereka, menjadi penting untuk memeriksa akurasi, kelengkapan cakupan, kelengkapan kumpulan data dan seterusnya. Kami juga punya teman dari sisi sosial. Penting juga bagi mereka untuk mendapatkan transparansi, keadilan dan partisipasi, serta akses atas hak,” kata Martius. “Jadi, saya pikir, menarik untuk membawa topik-topik tersebut dalam sesi ini.”

   Peneliti CIFOR, Christopher Martius, berbicara pada sesi mengenai transparansi pemantauan pada Forum Bentang Alam Global di Bonn, Jerman.

BANYAK DATA, BANYAK MASALAH

Berita baiknya, kini makin banyak data pemanfaatan lahan tersedia online, memudahkan akses bagi pemangku kepentingan dari luar mitigasi perubahan iklim. Berita buruknya, data ini tidak selalu mudah digunakan, karena ketidaksesuaian antara estimasi akibat pendekatan yang berbeda, kurangnya informasi ketidakpastian, terbatasnya pengetahuan atau panduan penggunaan data, dan lainnya.

Di masa depan, makin banyak data akan tersedia – namun sekali lagi, tanpa kesamaan standar pengumpulan dan transparansi data, makin banyak masalah akan muncul.

Untuk mengatasi masalah ini, panelis menyatakan, kunci bagi pemantauan transparasi data yang mandiri dan terpercaya bukan pada pengembangan perangkat atau pendekatan tertentu, namun dengan menentukan elemen atau ‘prinsip-prinsip’ yang dapat menilai data yang baik dan transparansi pemantauan.

Daftar panjang prinsip-prinsip ini mencakup kekuatan, fokus dan ketidakbiasan data; partisipasi lembaga terpercaya; serta kebebasan dan keterbukaan akses bagi pengguna. Metode dan data harus transparan, jelas, akurat dan konsisten.

Penyedia data harus bertanggung jawab dan akuntabel serta dipersepsi seperti itu. Definisi, metode dan sumber data harus dipilih secara berhati-hati dan secara jelas dipaparkan untuk membangun kepercayaan bagi sebanyak mungkin pengguna.

“Penelitian kami mengenai transparansi pemantauan menemukan bahwa keseluruhan proses harus transparan – bukan hanya hasilnya – bagi pengguna untuk mengambil data itu,” kata Hannes Böttcher, peneliti senior Öko-Institut, mitra penyelenggara sekaligus pembicara dalam sesi ini.

“Mungkin tidak hanya komunitas karbon, tetapi juga komunitas lain – seperti keragaman hayati – bisa mendapatkan kemanfaatan data ini. Selalu ada kebutuhan pertukaran data,” tambah Böttcher.

   Transparent carbon data can be used in other scientific areas, such as biodiversity. CIFOR Photo/Manuel Lopez CIFOR Photo/Manuel Lopez

PANDUAN DAN KENDALA

Transparansi pemantauan merupakan elemen kunci dalam membangun kepercayaan hasil karbon pemanfaatan lahan. Para pengguna ingin mengetahui apakah mereka dapat mempercayai data, dan kepercayaan pada penyedia data menjadi kunci. Namun masih ada kendala signifikan dalam mewujudkan transparansi data, antara lain politisasi angka, keberagaman metode pengumpulan data yang tidak sesuai dengan definisi, lingkup, akurasi dan ketidakpastian.

Tanpa panduan yang jelas, data dapat ditafsirkan dengan beragam cara untuk kepentingan berbeda. Perbandingan antar-kumpulan data juga memberi ruang kesalahan dan keraguan.

Saat memeriksa isu-isu tersebut melalui lensa perubahan iklim, biaya menjadi kendala besar. Namun, peneliti dan panelis Julia Naima mencatat bahwa biaya tersebut dapat disebar pada beberapa institusi yang berperan dalam pemantauan. Sementara Böttcher menyatakan bahwa popularitas kumpulan data akan membuat lebih efektif dari segi biaya.

PEMANTAUAN BERMANFAAT

Dengan seluruh isu yang ada, apakah benar-benar mewujudkan transparansi pemantauan ada manfaatnya? Panel pada forum itu dengan tegas menjawab, ya.

“Bagi saya, yang terpenting adalah memiliki lebih banyak pengguna data. Ini mengurangi biaya, yang penting untuk menjamin keberlanjutan data serta agar data tetap gratis bagi pengguna lain,” kata Böttcher.

   Data karbon yang transparan dapat digunakan di bidang ilmiah lainnya, seperti keanekaragaman hayati. Foto CIFOR/Manuel Lopez

Salah satu tantangan terbesar pendekatan transparansi pemantauan adalah kemampuan masyarakat yang tidak memiliki kemampuan ilmiah untuk menafsirkan dan memanfaatkan data untuk kebutuhan mereka, hingga membuat basis pengguna lebih besar secara eksponensial.

Pertumbuhan situs web ramah pengguna pada tahun belakangan ini membuat tugas jauh lebih mudah. Namun, masih banyak yang perlu dilakukan untuk menyajikan data di tangan mereka yang memerlukan, serta menjamin mereka memanfaatkan dan menafsirkan dengan cara yang benar.

Di samping tantangan besar dalam transparansi pemantauan, peneliti CIFOR Juan Pablo Sarmiento Barletti menyatakan, dari sudut pandang social, upaya ini berharga karena memberi banyak manfaat – mulai dari peningkatan legitimasi di antara pemangku kepentingan, pengambil kebijakan dan politisi, hingga meningkatkan hubungan antara peneliti dan masyarakat lokal.

Manfaat penting lain, hal ini memperluas partisipasi masyarakat, yang dapat meningkatkan akurasi data dan rasa memiliki.

“Biaya dan upaya yang dilakukan akan tergantikan oleh keadilan dan manfaat lain yang diperoleh,” Ucap Sarmiento Barletti.

Informasi lebih lanjut tentang topik ini hubungi Christopher Martius di c.martius@cgiar.org atau Veronique De Sy di niki.desy@wur.nl.
Riset ini didukung oleh the European Union, the Norwegian Agency for Development Cooperation (Norad), and the International Climate Initiative (IKI) of the German Federal Ministry for the Environment, Nature Conservation and Nuclear Safety (BMU).
Kebijakan Hak Cipta:
Kami persilahkan Anda untuk berbagi konten dari Berita Hutan, berlaku dalam kebijakan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0). Peraturan ini mengijinkan Anda mendistribusikan ulang materi dari Kabar Hutan untuk tujuan non-komersial. Sebaliknya, Anda diharuskan memberi kredit kepada Kabar Hutan sesuai dan link ke konten Kabar Hutan yang asli, memberitahu jika dilakukan perubahan, termasuk menyebarluaskan kontribusi Anda dengan lisensi Creative Commons yang sama. Anda harus memberi tahu Kabar Hutan jika Anda mengirim ulang, mencetak ulang atau menggunakan kembali materi kami dengan menghubungi forestsnews@cifor-icraf.org
Topik :   Perubahan Iklim Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

Lebih lanjut Perubahan Iklim or Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

Lihat semua