BOGOR, Indonesia (2 Agustus 2013) – Portal online baru untuk memonitor, melaporkan dan memverifikasi (MRV) emisi karbon memungkinkan peneliti dan praktisi mengelola inventarisasi hutan dengan lebih baik, kata kreatornya.
Basis Data Karbon Hutan dapat digunakan untuk berbagi pengukuran pool karbon — reservoar dengan kapasitas menyimpan dan melepaskan karbon, zat kimia dasar bagi semua jenis kehidupan dan gas penghangat iklim.
Awalnya dirancang sebagai bagian dari Program Adaptasi dan Mitigasi Lahan Basah Berkelanjutan (SWAMP) sebuah upaya kolaboratif antara Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR) dan US Forest Service (USFS). Program interaktif telah diperbarui termasuk kapasitas untuk bantu membangun aktivitas nasional dan sub-nasional.
Kami mengubah disain dengan menambah peta yang menunjukkan beberapa tempat spesifik yang dimonitor,” kata Sigit Sasmito, peneliti CIFOR. “Kami berharap masyarakat bisa mencatat dan berkontribusi mengenai informasi karbon mereka, serta data relevan yang dikumpulkan.”
Peluncuran ulang aplikasi ini ditujukan untuk menyediakan panduan lebih baik bagi inventarisasi gas rumah kaca (GRK)—termasuk standar nilai faktor emisi lahan basah—bertepatan dengan penerbitan Oktober suplemen 2013 untuk panduan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) 2006 bagi inventarisasi GRK nasional di lahan basah, kata Daniel Murdiyarso, peneliti utama CIFOR.
“Pengguna dapat mengelola plot sampel dan meneliti stok karbon hutan, termasuk biomasa pohon permukaan dan bawah tanah, reruntuh batang kayu mati, tanah dan semak. Mencatatkan aktivitas mereka akan meningkatkan visibilitas,” kata Murdiyarso.
“Sistem ini dapat dimanfaatkan untuk membangun faktor emisi dan data aktivitas untuk membantu negara melakukan inventarisasi sendiri dengan pendugaan lebih baik.”
Lahan basah tropis, khususnya lahan gambut dan mangrove, memainkan peranan penting dalam siklus karbon global, dan diperlukan metoda standar untuk efektivitas MRV mengkuantifikasi stok karbon, sekuestrasi dan emisi gas rumah kaca, katanya.
Walaupun lahan gambut hanya menutupi sekitar seperempat permukaan bumi, mereka mengandung sekitar 3 persen dari stok karbon permukaan dunia dan sedikitnya 20 persen karbon gambut global, demikian menurut riset Murdiyarso dan Boone Kauffman.
Mangrove tidak hanya membantu melindungi area pesisir dari badai tropis dan menyediakan habitat bagi ikan dan kehidupan liar, tetapi mereka juga merupakan pool karbon global.
“Saya meramalkan portal kabon hutan ini sebagai tempat bagi mereka memarkir data untuk analisis lebih jauh selaras dengan kebijakan pengelolaan data,” kata Murdiyarso, menambahkan bahwa meta data menyediakan informasi mengenai tutupan lahan, jenis hutan, tanah dan iklim,
Untuk informasi lebih lanjut tentang topik-topik yang didiskusikan dalam artikel ini, silahkan hubungi Daniel Murdiyarso di d.murdiyarso@cgiar.org
Penelitian ini merupakan bagian dari program riset CGIAR tentang Hutan, Tanaman dan Wanatani dan didukung oleh USAID and U.S. Forest Service.
Kami persilahkan Anda untuk berbagi konten dari Berita Hutan, berlaku dalam kebijakan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0). Peraturan ini mengijinkan Anda mendistribusikan ulang materi dari Kabar Hutan untuk tujuan non-komersial. Sebaliknya, Anda diharuskan memberi kredit kepada Kabar Hutan sesuai dan link ke konten Kabar Hutan yang asli, memberitahu jika dilakukan perubahan, termasuk menyebarluaskan kontribusi Anda dengan lisensi Creative Commons yang sama. Anda harus memberi tahu Kabar Hutan jika Anda mengirim ulang, mencetak ulang atau menggunakan kembali materi kami dengan menghubungi forestsnews@cifor-icraf.org
Bacaan lebih lanjut
Video: Peatland's are valuable assets for Indonesia
Mapping global tropical wetlands from earth observing satellite imagery
Tropical wetlands for climate change mitigation and adaptation
Sustainable wetlands adaptation and mitigation program