MELIHAT MASA DEPAN
Sebuah forum diskusi yang dipimpin oleh IPMG di GLF Bonn menyoroti kebutuhan untuk menempatkan masyarakat adat di tengah proses pembuatan kebijakan mengenai keberlanjutan dan konservasi lahan.
Pembicara mendesak peningkatan investasi pada masyarakat adat, baik dari segi dana dan investasi dalam pengetahuan tradisional, dengan mengatakan bahwa jalan masih panjang untuk melestarikan bentang alam.
“Masyarakat adat dan profesional muda berkontribusi pada setiap bidang yang menangani perubahan iklim dan pembangunan yang tidak berkelanjutan. Saya pikir itu adalah salah satu kontribusi terbesar yang mereka lakukan dengan melihat sesuatu sebagai gambaran yang lengkap,” kata panelis Janene Yazzie, Co-founder dan CEO Sixth World Solutions.
Informasi lebih lanjut digali untuk melihat kontribusi asli bukan sebagai peninggalan masa lalu, juga sebagai sumber saat ini dan masa depan yang terus beradaptasi terhadap perubahan. Teknologi informasi baru diidentifikasi sebagai alat yang ampuh untuk menghubungkan kelompok masyarakat adat di seluruh dunia dan untuk menyebarkan isu dan keprihatinan mereka.
“Ada juga masalah ketahanan yang sangat penting, dan bahwa kami tidak melihat sistem pengetahuan tradisional dan pengetahuan adat entah bagaimana dikatakan beku,” kata Jeffrey Campbell, Manajer Forest and Farm Facility (FFF) di Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO).
“Karena kami melihat ini diadaptasi setiap hari – varietas jagung baru sekarang mungkin lebih disukai daripada yang lama, seperti halnya bentang alam harus digunakan untuk budidaya, kesadaran baru akan peran hutan, bahkan dalam skala wilayah,” tambahnya.
Pada penutupan pleno, Carling dari IPMG menekankan perlunya tindakan kolaboratif dan inklusif.
“Kita perlu berkumpul dalam dialog yang konstruktif – dalam pencarian solusi secara langsung yang dapat disumbangkan oleh setiap orang,” katanya.
“Kita bisa menemukan solusinya dan kita bisa bekerja sama untuk benar-benar memperkuat manajemen bentang alam.”
Kebijakan Hak Cipta:Kami persilahkan Anda untuk berbagi konten dari Berita Hutan, berlaku dalam kebijakan Creative Commons
Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0). Peraturan ini mengijinkan Anda mendistribusikan ulang materi dari Kabar Hutan untuk tujuan non-komersial. Sebaliknya, Anda diharuskan memberi kredit kepada Kabar Hutan sesuai dan link ke konten Kabar Hutan yang asli, memberitahu jika dilakukan perubahan, termasuk menyebarluaskan kontribusi Anda dengan lisensi Creative Commons yang sama. Anda harus memberi tahu Kabar Hutan jika Anda mengirim ulang, mencetak ulang atau menggunakan kembali materi kami dengan menghubungi
forestsnews@cifor-icraf.org