Wawancara

Keterkaitan hutan-pertanian tidak selalu jelas, para pakar mengingatkan

Para konservasionis tidak dapat mengerjakan semuanya sendiri, para pakar pertanian tidak dapat melakukan semuanya
Bagikan
0
Hutan bertemu tanah pertanian di Gunung Lumut, Kalimantan. Perbatasan antara kedua sektor jarang bersifat sedemikian nyata, dan kebijakan tata guna lahan perlu lebih lentur dalam penyesuaiannya, ujar salah satu pakar utama. Foto @ CIFOR

Bacaan terkait

BOGOR, Indonesia — semua hutan tidak sama dan semua sistem pertanian tidak sama, ujar seorang pakar terkemuka yang mendesak kebijakan tata guna lahan yang mencerminkan kompleksitas dengan lebih baik di lapangan.

“Orang berbicara mengenai pertanian dan hutan seakan-akan semuanya satu sistem, sedangkan kenyataannya kita memiliki berbagai jenis hutan, banyak jenis pertanian yang berbeda, dan hubungannya sendiri sangat beraneka ragam,” ujar Cheryl Palm, seorang Ilmuwan Peneliti Senior dan Direktur Penelitian di Pusat Pertanian dan Ketahanan Pangan di Universitas Kolumbia.

Para konservasionis tidak dapat mengerjakan semuanya sendiri, para pakar pertanian tidak dapat melakukan semuanya-Anda harus bekerja sama

Dalam suatu wawancara, Palm mengeluhkan lambatnya kemajuan mengenai isu-isu ini sejak tahun 1970-an dan meminta suatu pendekatan yang memperhitungkan berbagai perbedaan yang dikemukakannya.

“Saya percaya dengan memisahkan diskusi berdasarkan jenis hutan, jenis pertanian, kita dapat lebih produktif.”

Palm adalah satu dari enam panelis yang membagikan “gagasan-gagasan besar” di Colloquium on Forests and Climate: New Thinking for Transformational Change (Kolokium tentang Hutan dan Iklim: Pemikiran Baru untuk Perubahan yang Transformasional) di  New York pada tanggal 24 September. Kolokium ini diselenggarakan bersama oleh Center for International Forestry Research (CIFOR) dan Earth Institute at Columbia University. Sebuah transkrip yang telah disunting mengenai wawancaranya dengan CIFOR disertakan di sini.

T: Apakah “gagasan besar” tersebut yang akan Anda diskusikan dalam acara itu?

J: Orang berbicara mengenai pertanian dan hutan seakan-akan semuanya satu sistem, sedangkan kenyataannya kita memiliki berbagai jenis hutan, banyak jenis pertanian yang berbeda, dan hubungannya sendiri sangat beraneka ragam.

Diskusinya harus menjadi lebih spesifik mengenai berbagai jenis hutan, dan aneka jenis pertanian yang berbenturan dengan atau mengambil manfaat dari hutan-hutan tersebut. Mungkin dengan diskusi yang lebih tertarget kita dapat membuat lebih banyak kemajuan dalam penelitian kita dan dalam menemukan bukti kita perlu memberikan berbagai keputusan yang terinformasi mengenai pengelolaan antar-muka hutan-pertanian.

Bandulnya terus bergerak dari konservasi versus pembangunan, kemudian koservasi dan pembangunan.  Sebagian besar orang akan setuju bahwa kita membutuhkan keduanya (konservasi) hutan dan (pembangunan) pertanian. Pertanyaannya adalah bagaimana kita melakukannya?  Drafnya saat ini dari Sasaran Pembangunan Berkelanjutan PBB  mempromosikan pertanian berkelanjutan (dalam Sasaran 2) dan perlindungan dan restorasi ekosistem terestrial, termasuk hutan (Sasaran 15).  Cara bagaimana pembangunan pertanian maju akan sangat menentukan sejauh mana dan integritas hutan namun hubungan antara kedua sasaran ini lemah.

Kita telah berbicara mengenai hal-hal ini sejak 1970-an dan saya tidak melihat banyak kemajuan sebagaimana yang kita butuhkan. Saya percaya dengan memisahkan diskusi berdasarkan jenis hutan, jenis pertanian, kita dapat lebih produktif.

T: Menurut Anda, mengapa kita belum melihat banyak kemajuan?

J: Mungkin karena para pemainnya berubah, dan konteksnya berubah, karena wilayah tropika berubah sedemikian cepat — dan berubah secara berbeda di berbagai wilayah tropika.

Juga sedikit sekali pengukuran yang dilakukan pada sisi pertanian, atau sisi hutan, untuk berbagai layanan ekosistemnya dan hubungannya. Kami memiliki banyak pengukuran deforestasi (atau tidak) dan berbagai perubahan dalam stok karbon, tetapi dengan sedikit penilaian pada antar mukanya dan berbagai perubahan yang sedang terjadi, selain dari apakah ada tutupan hutan atau tidak.

Fokus dan jenis penelitian ini sedang berubah untuk memasukkan berbagai layanan ekosistem dari hutan dan pertanian dan bagaimana keduanya berubah dengan perubahan tata guna lahan dan intensifikasi pertanian — tetapi perlu lebih banyak penekanan bila kita ingin memperoleh bukti yang diperlukan untuk membuat keputusan yang terinformasi mengenai konservasi dan pembangunan berkelanjutan.

Cheryl Palm

“Ketika perubahan iklim menjadi suatu isu, kita harus melihat lebih dan lebih dekat pada layanan air hutan dan berbagai sistem alami di sekeliling tanah pertanian,” ujar Cheryl Palm.

T: Dapatkah Anda berbicara mengenai suatu contoh dari kerja lapangan Anda?

J: Ya, bila Anda berpikir tentang suatu hutan tropis lembap, dan berbagai jenis pertanian yang dapat masuk, pada sisi lain ada kisah tentang kedelai di Amazon Brasil dan bagaimana berbagai kebijakan saat ini telah berusaha mencakup deforestasi setelah bertahun-tahun terjadinya perluasan pertanian yang ekstensif. Kisahnya akan sangat berbeda bila Anda pergi ke hutan-hutan lembap Ghana, di mana wanatani kakao yang rumit masih menjadi jenis pertanian utama yang terjadi di sabuk hutan lembapnya.

Ada banyak contoh di mana Anda mempunyai pepohonan sebagai pertanian, di tempat di mana pepohonan adalah sistem alamiahnya. Di tempat-tempat lain pepohonan telah digantikan. Jadi Anda mendapatkan berbagai kisah yang sangat berbeda.

Contoh lain adalah daerah subtropika semi-lembap kering Afrika, tanah berhutan miombo.  Itulah degradasi lambat dari hutan, yang sebagian adalah akibat pertanian dan bukannya deforestasi sangat cepat. Sebagian besar di antaranya adalah pertanian skala kecil, tetapi ini dapat berubah dengan sangat cepat.  Dan kita masih belum tahu apakah kita mempunyai cukup informasi untuk memandu proses ini yang akan menghasilkan pertanian berkelanjutan dan konservasi hutan dan layanan ekosistem.

T: Jadi apakah mungkin untuk mendapatkan cara untuk mendekati semua perbedaan ini, dengan adanya heteroginitas tersebut?

J: Ya, saya pikir bisa, tetapi Anda harus melihat pada apa hasil yang diharapkan, baik dari hutan dan dari pertanian — adakah kemungkinan keduanya untuk digabungkan atau apakah keduanya sangat terpisah.  Bila seseorang berpikir mengenai keanekaragaman maka mungkin keduanya harus terpisah tetapi untuk layanan ekosistem lainnya mungkin bukan demikian kasusnya.

T: Mengapa merupakan hal penting untuk menyelenggarakan berbagai acara seperti di mana kita mendiskusikan berbagai isu ini?

J: Saya pikir kita membawa dialognya ke publik. Informasi latar belakangnya sering kali berada di belakang layar, dan penting untuk benar-benar menyediakan kesempatan untuk berbicara mengenai hal-hal tersebut, dan memahami bagaimana keputusan telah atau dapat diambil.

T: Gagasan apakah yang Anda harapkan akan dipikirkan oleh orang-orang setelah pulang dari acara tersebut?

J: Orang perlu untuk melihat lebih cermat pada layanan ekosistem yang diberikan oleh hutan. Ketika perubahan iklim menjadi suatu isu, kita harus melihat lebih dan lebih dekat pada layanan air hutan dan berbagai sistem alami di sekeliling tanah pertanian.

Dan juga bahwa Anda harus melakukan pendekatan pada berbagai dilema ini dengan suatu kelompok interdisipliner. Para konservasionis tidak dapat mengerjakan semuanya sendiri, para pakar pertanian tidak dapat melakukan semuanya-Anda harus bekerja sama

Kebijakan Hak Cipta:
Kami persilahkan Anda untuk berbagi konten dari Berita Hutan, berlaku dalam kebijakan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0). Peraturan ini mengijinkan Anda mendistribusikan ulang materi dari Kabar Hutan untuk tujuan non-komersial. Sebaliknya, Anda diharuskan memberi kredit kepada Kabar Hutan sesuai dan link ke konten Kabar Hutan yang asli, memberitahu jika dilakukan perubahan, termasuk menyebarluaskan kontribusi Anda dengan lisensi Creative Commons yang sama. Anda harus memberi tahu Kabar Hutan jika Anda mengirim ulang, mencetak ulang atau menggunakan kembali materi kami dengan menghubungi forestsnews@cifor-icraf.org