DOHA, Qatar (28 November 2012)_Sebuah infografis baru yang memetakan kemajuan sektor pertanian dalam kaitannya dengan perubahan iklim sepanjang sejarah negosiasi UNFCCC diluncurkan di sela-sela pertemuan tingkat tinggi perubahan iklim di Doha, tahun ini.
Diterbitkan menjelang acara Agriculture, Landscapes and Livelihoods Day 5 pada tanggal 3 Desember, The Story of Agriculture and Climate Change: The Road We’ve Travelled menandai kejadian penting dalam kalender internasional, antara lain adopsi Protokol Kyoto 1997, inisiasi REDD pada 2005, dan acara Agriculture and Rural Development Day pertama di tahun 2009.
“Pertanian telah menjadi sektor yang sangat terpukul oleh perubahan iklim dan masa depannya lebih buruk lagi. Namun, masih ada banyak pilihan untuk adaptasi, dan beberapa di antaranya membawa keuntungan bersama dalam mitigasi,” kata Bruce Campbell, Direktur program riset Perubahan Iklim, Pertanian dan Ketahanan Pangan CGIAR.
Pertanian menyokong lebih dari satu juta penduduk miskin dunia, selain juga bertanggungjawab terhadap 80 persen deforestasi total dan diperkirakan menyumbang 31 persen dari total emisi gas rumah kaca. Peningkatan hasil produksi dan teknik pertanian adalah salah satu jalan agar sektor ini bisa membantu mengurangi kontribusinya terhadap perubahan iklim.
Oleh karena itu, perunding di COP18 di Doha harus “mendukung peran unik pertanian dalam merespon perubahan iklim global,” kata Tracy Gerstle, Wakil Direktur “Farming First”.
Infografis tersebut menggambarkan ajakan-untuk-bertindak dari 19 organisasi pertanian dunia terkemuka, ajakan untuk menciptakan sebuah Program Kerja untuk Pertanian di bawah Subsidiary Body for Scientific and Technology Advice (SBSTA) – sebuah kelompok penasihat ilmiah untuk UNFCCC.
Diharapkan bahwa program kerja SBSTA yang baru dapat mendokumentasi dan membagi pengetahuan mengenai peningkatan praktik pertanian, untuk memperkaya informasi dalam pengambilan keputusan seputar pertanian dan perubahan iklim kepada Konferensi Multi Pihak UNFCC yang tengah mempersiapkan strategi nasional menghadapi perubahan iklim.
“Sekarang saatnya beraksi. Petani seluruh dunia telah merasakan dampak perubahan iklim dan mereka membutuhkan dukungan jika mereka harus beradaptasi. Petani juga bisa menjadi bagian dari solusi, dengan potensi pertanian dan mitigasi yang dimiliki,” lanjut Gerstle.
Infografis dibuat oleh Farming First, sebuah koalisi dari asosiasi petani, insinyur, dan ilmuwan, bekerja sama dengan program riset Perubahan Iklim, Pertanian dan Ketahanan Pangan CGIAR (CCAFS), dan Pusat Pertanian Tropis Internasional (CIAT).
Kami persilahkan Anda untuk berbagi konten dari Berita Hutan, berlaku dalam kebijakan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0). Peraturan ini mengijinkan Anda mendistribusikan ulang materi dari Kabar Hutan untuk tujuan non-komersial. Sebaliknya, Anda diharuskan memberi kredit kepada Kabar Hutan sesuai dan link ke konten Kabar Hutan yang asli, memberitahu jika dilakukan perubahan, termasuk menyebarluaskan kontribusi Anda dengan lisensi Creative Commons yang sama. Anda harus memberi tahu Kabar Hutan jika Anda mengirim ulang, mencetak ulang atau menggunakan kembali materi kami dengan menghubungi forestsnews@cifor-icraf.org