Mendorong aset alam melalui pemulihan mangrove
Seperti apa yang ditonjolkan saat kunjungan Menteri Uno dan pejabat lainnya, sebagian besar dari potensi pariwisata Sungsang IV bertumpu pada sumber daya alamnya, termasuk hutan mangrove. Namun demikian, beberapa hutan tersebut terdegradasi cukup parah.
Dalam konteks tersebut, sejak tahun 2021 Center for International Forestry Research dan World Agroforestry (CIFOR-ICRAF) dan Forum DAS Sumatra Selatan sedang mengimplementasikan suatu proyek penelitian dengan aksi partisipatif di desa untuk mengembangkan model-model bisnis dengan kelayakan lingkungan, kelayakan lokal, dan berbasis komunitas untuk restorasi mangrove. Proyek ini berlangsung selama empat tahun dan didukung oleh Temasek Foundation yang berbasis di Singapura.
Selama proses penelitian, komunitas – bersama-sama dengan para pemangku kepentingan utama dan pimpinan pemerintahan di tingkat kabupaten dan – provinsi – sepakat bahwa untuk memperkuat potensi pariwisata lokal , mangrove harus ditetapkan sebagai salah satu daya tarik utama. Untuk tujuan tersebut, tim dari komunitas dan tim peneliti mendirikan fasilitas pembibitan mangrove, yang ditargetkan untuk memproduksi lebih dari 50.000 bibit dari tujuh spesies berbeda – termasuk spesies lokal Kandelia candel, yang hanya ditemukan di beberapa daerah tertentu di Indonesia.
Komunitas setempat meningkatkan aktivitas restorasi mangrove di beberapa “wilayah aksi” yang dtetapkan di dalam wilayah desa, yang sesuai dengan tujuan peningkatan ekosistem pesisir dan meningkatkan kondisi mangrove untuk pariwisata. Tempat-tempat tersebut juga berfungsi sebagai “laboratorium alam” untuk para mahasiswa yang berkunjung. CIFOR-ICRAF dan para mitranya berharap, kerja riset ini dapat memperkuat implementasi pariwisata ekologis dan keseluruhan potensi pariwisata agar menghasilkan manfaat dari aspek-aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial bagi masyarakat Sungsang IV.