
KABAR HUTAN
Berita / 1 Apr 2019
Kesejahteraan tumbuh di lahan kering Wonogiri
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa budi daya tamanu untuk bioenergi di atas lahan terdegradasi mampu memberi beragam manfaat bagi petani,
Sejak jaman prasejarah, pohon tamanu atau nyamplung [Calophyllum inophyllum] telah banyak membantu manusia.
Kayunya yang dikenal pula sebagai bahan ‘tiang kapal’ telah dimanfaatkan oleh pembuat kapal selama beratus tahun. Tamanu tumbuh tinggi dan kuat di kawasan berpasir dan berbatu.
Tamanu adalah tumbuhan asli Asia tropis, dan dibawa oleh orang Austronesia saat migrasi ke Oseania dan Madagaskar. Tamanu sangat berharga bagi para penjelajah ini, setara pohon Oak bagi penjelajah Eropa.
Di Polinesia, masyarakat adat memiliki panggilan sayang untuk pohon tamanu, yaitu “si daun cantik.” Mereka memanfaatkan minyak dari biji buahnya sebagai balsem pelembab dan penyembuh, selain sebagai minyak rambut dan pereda nyeri. Secara internasonal, saat ini minyak tamanu digunakan untuk beragam produk perawatan kulit dan rambut.
Minyak tamanu yang semerbak dan kecoklatan ternyata kini bisa juga digunakan sebagai bioenergi. Tamanu dewasa bisa menghasilkan 20 ton minyak mentah per hektare per tahun. Di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, Indonesia, sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa budi daya tamanu untuk bioenergi di atas lahan terdegradasi mampu memberi beragam manfaat bagi petani, seraya membantu restorasi lahan, dan mengurangi ketergantungan negara pada bahan bakar fosil.