DURBAN, Afrika Selatan (3 Desember, 2011)_ Center for International Forestry Research (CIFOR) mengeluarkan peta baru berisi + gambaran global REDD+, dilengkapi perangkat interaktif akan ringkasan global tentang bagaimana negara-negara kaya hutan membangun kebijakan dan proyeknya guna mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan.
Peta tersebut (silakan unduh di sini) merupakan salah satu hasil penelitian CIFOR, yang memadukan hasil penelitian dengan data REDD+ sehingga didapatkan suatu ringkasan lengkap akan pelaksanaan 340 program REDD+ di 52 negara di dunia.
Diluncurkan saat bersamaan dengan perundingan Iklim UN di Durban dan acara CIFOR ,’REDD unfolding on the ground? An exploration of the social, political, and biophysical issues’, peta ini diharapkan dapat memberikan informasi akan kemajuan yang telah ada, hasil proses belajar kemajuan persiapan kegiatan serta lokasi-lokasi proyek REDD+ untuk departemen terkait di pemerintahan negara, pembuat kebijakan dan para spesialis perancang pelaksana program REDD+. “Kami tidak membuat ulang situs REDD+ dan portal berisi informasi detil tentang proyek-proyek REDD. Sebaliknya kami ingin memberikan gambaran tentang situasi global yang tengah terjadi dan gambaran negara-negara yang sudah membuat kemajuan dan yang tertinggal ,” kata William Sunderlin, peneliti utama dan ketua penelitian studi komparatif global (Global Comparative Study) CIFOR tentang REDD+ (GCS-REDD).
“Peta ini memungkinkan pengguna mendapatkan ringkasan cepat akan lokasi proyek REDD+ baik tingkat nasional dan propinsi termasuk beberapa situs REDD+ yang baru saja diumumkan pada publik.”
Dengan dana investasi milyaran ditujukan bagi perlindungan hutan-hutan di dunia, perlu dipastikan dan penting bagi negara-negara berkembang yang saat ini sedang berada di tahap pertama program kesiapan REDD+ bahwa program-program REDD+ dapat dilaksanakan secara adil, efisien dan efektif.
“Kami berharap peta ini dapat berfungsi sebagai jejaring bagi negara-negara pelaksana REDD+ agar dapat memberikan informasi detil tentang kemajuan proyek, juga berbagi pengalaman akan apa yang boleh dan tidak boleh dilaksanakan dalam REDD+. Juga harapan akan adanya peluang penelitian baru sehingga CIFOR dan institusi lainnya dapat mengidentifikasi kesenjangan yang perlu dijembatani,” kata Mrigesh Kshatriya, peneliti rekanan di program Forests and Livelihoods CIFOR.
Pengunjung situs dapat memilih negara tertentu dan melihat sebaran proyek-proyek REDD+ di negara bagian atau propinsi tertentu. Bila ingin mendapatkan informasi detil dapat melihat hasil riset dan publikasi di situs CIFOR, sekaligus melihat tautan ke situs-situs lain seperti REDD-Desk atau Forest Carbon Portal.
“Pada akhirnya kami ingin mendorong negara-negara untuk turut menyusun gambaran tentang apa yang terjadi di belahan dunia lain. Hal ini penting guna menunjukkan bahwa perubahan iklim merupakan masalah global sehingga perlu kita lihat terjadinya lokasi aksi –aksi terjadi di dunia.”
GCS-REDD adalah satu dari studi komparatif pertama di dunia tentang pelaksanaan REDD+ (pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan) di dunia. Proyek berdurasi empat tahun ini – yang diluncurkan oleh CIFOR dan didukung oleh para mitranya – bertujuan untuk mengidentifikasi keberhasilan inisiatif REDD+ di tingkat nasional dan sub-nasional.
Saat ini penelitian tengah dilaksanakan di 9 negara – Bolivia, Brazil, Kamerun, Republik Demokrasi Kongo, Indonesia, Nepal, Peru, Tanzania dan Vietnam.
GCS-REDD berfokus pada pengumpulan informasi, berbagi pengetahuan tentang tiga area penelitian: proses kebijakan dan strategi di tingkat nasional terkait hutan dan perubahan iklim; penelitian intensif tentang praktik-praktik pengembangan untuk REDD+ di 24 lokasi proyek; serta menetapkan pemantauan dan tingkat referensi ukuran pengurangan emisi karbon.
Tujuan keseluruhan dari GCS adalah penyediaan informasi bagi para pembuat kebijakan dan masyarakat praktisi tentang informasi yang relevan, sekaligus analisis dan metode-metode guna memastikan pengurangan emisi karbon yang efektif, hemat biaya dan berkeadilan sekaligus memberikan manfaat bersama – sesuai kriteria 3E.
Bila anda memiliki informasi terbaru seputar lokasi REDD+ yang ada dalam peta ini atau informasi tentang lokasi proyek REDD+ baru, silahkan menghubungi Mrigesh Kshatriya dari CIFOR atau Erin Sills dari Department of Forestry and Environmental Resources di North Carolina State University.
Kami persilahkan Anda untuk berbagi konten dari Berita Hutan, berlaku dalam kebijakan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0). Peraturan ini mengijinkan Anda mendistribusikan ulang materi dari Kabar Hutan untuk tujuan non-komersial. Sebaliknya, Anda diharuskan memberi kredit kepada Kabar Hutan sesuai dan link ke konten Kabar Hutan yang asli, memberitahu jika dilakukan perubahan, termasuk menyebarluaskan kontribusi Anda dengan lisensi Creative Commons yang sama. Anda harus memberi tahu Kabar Hutan jika Anda mengirim ulang, mencetak ulang atau menggunakan kembali materi kami dengan menghubungi forestsnews@cifor-icraf.org
Bacaan lebih lanjut
- New interactive REDD+ map
- An overview of forest and land allocation policies in Indonesia: Is the current framework sufficient to meet the needs of REDD+?
- Forest tenure reform in the age of climate change: Lessons for REDD+
- Moving ahead with REDD
- Simply REDD: CIFOR’s guide to forests, climate change and REDD
- REDD, forest governance and rural livelihoods: The emerging agenda
- Getting REDD to work locally: Lessons learned from integrated conservation and development projects