Kebakaran dan Asap: Aksi masyarakat
Masyarakat Pekanbaru, Riau, Indonesia, tidak melupakan bencana kebakaran dan asap yang menutupi langit mereka selama berbulan-bulan pada 2014-2015.
“Kami dikepung asap yang menyesakkan, kami sulit bernafas,” kata Zuli ‘Lulu’ Laili Isnaini, yang bergabung menjadi relawan pemulihan bencana selama krisis.
“Banyak korban merupakan perempuan hamil, anak-anak dan orang tua. Sejumlah anak sekolah meninggal dunia pada saat itu.”
Lulu, yang kini bekerja di Pusat Kajian Bencana Universitas Riau dan sejumlah masyarakat lain yang berada di garis depan upaya pencegahan kebakaran dan asap berbagi pandangan mereka pada dialog kebijakan nasional di Pekanbaru bulan lalu. Dialog ini digelar oleh Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR) bekerja sama dengan Universitas Riau.
Meski seringkali dituding oleh pemain besar sebagai pelaku pembakaran lahan dan hutan, masyarakat kecil juga membuat perbedaan penting dalam mencegah bencana di masa depan. Patroli relawan kebakaran, inisiatif bendung-kanal masyarakat untuk menggenangi kembali lahan gambut dan kampanye untuk mengubah pola pikir melalui pendidikan merupakan beberapa langkah yang dilakukan di tingkat lokal untuk menjamin masa depan bebas kebakaran.
Kami persilahkan Anda untuk berbagi konten dari Berita Hutan, berlaku dalam kebijakan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0). Peraturan ini mengijinkan Anda mendistribusikan ulang materi dari Kabar Hutan untuk tujuan non-komersial. Sebaliknya, Anda diharuskan memberi kredit kepada Kabar Hutan sesuai dan link ke konten Kabar Hutan yang asli, memberitahu jika dilakukan perubahan, termasuk menyebarluaskan kontribusi Anda dengan lisensi Creative Commons yang sama. Anda harus memberi tahu Kabar Hutan jika Anda mengirim ulang, mencetak ulang atau menggunakan kembali materi kami dengan menghubungi forestsnews@cifor-icraf.org