COP-6, Konferensi berbagai pihak pada United Nations Framework Convention on Climate Change, baru saja berlangsung di Den Haag. Bagaimana menangani hutan merupakan kunci permasalahan dalam agenda. The Conventions Kyoto Protocol membatasi jumlah gas rumah kaca yang dihasilkan oleh negara maju. Pada saat mengadakan kalkulasi apakah mereka sudah mencapai target jumlah karbon yang dikeluarkan, maka negara tersebut juga harus mempertimbangkan pengaruh dari aforestasi, deforestasi dan reforestasi. Protokol tersebut juga merancang “Clean Development Mechanism” yang memungkinkan negara maju untuk dapat memenuhi komitmen mereka dengan cara membayar negara berkembang untuk mengurangi emisi karbonnya. Contohnya, negara berkembang dapat mengurangi emisinya dengan jalan menggunakan tenaga angin untuk menggantikan penggunaan generasi listrik berbahan bakar diesel. Yang menjadi isu adalah apakah negara berkembang juga bisa memperoleh kredit dengan cara mengurangi emisinya melalui upaya penanaman hutan atau mencegah deforestasi.
Para pendukung upaya pendekatan tersebut menyatakan bahwa ini dapat membiayai upaya konservasi hutan dan penghidupan masyarakat pedesaan sementara juga menurunkan biaya dalam rangka mencapai tujuan Kyoto Protokol. Mereka yang berpandangan skeptik menganggap bahwa lebih sulit untuk mengawasi dan memeriksa bagaimana proyek kehutanan mempengaruhi cadangan karbon dibandingkan dengan pada kasus proyek enerji. Mereka juga menegaskan bahwa proyek enerji secara permanen mengurangi emisi karbon sedangkan proyek kehutanan hanya menyimpan karbon untuk periode yang terbatas. Oleh karena itu mereka mengatakan bahwa negara-negara sebaiknya tidak diperbolehkan untuk menggunakan proyek kehutanan untuk menyeimbangkan emisi karbon dari sumber lainnya.
’Penilaian keseimbangan karbon pada proyek kehutanan dan enerji: Bagaimana membandingkannya?’ yang ditulis oleh Kenneth Chomitz, di Bank Dunia, mengkaji isu ini. Chomitz menyimpulkan bahwa proyek enerji dan kehutanan menghadapi kesulitan serupa yang menunjukkan bahwa mereka benar-benar menurunkan emisi karbon bersihnya dan mengukur sampai seberapa jauh penurunan tersebut. Pada kedua kasus ini sangat sulit untuk menghitung apa yang akan terjadi tanpa adanya proyek atau bagaimana perubahan yang terjadi pada satu lokasi mempengaruhi emisi di tempat lainnya. Bagi beberapa proyek kehutanan dan beberapa proyek enerji, pengukuran perubahan cadangan karbon dalam proyek skala besar memakan biaya lebih sedikit untuk setiap ton-nya dibandingkan dengan proyek skala kecil.
Proyek kehutanan dan enerji berbeda sangat nyata dalam artian secara permanen. Resiko yang sebenarnya muncul adalah karbon yang dijerap oleh hutan saat ini untuk selanjutnya akan dikembalikan lagi ke atmosfer. Chomitz mendiskusikan berbagai cara untuk menangani hal ini. Negara berkembang dapat berjanji untuk mengurangi emisi yang berkaitan dengan enerji di masa mendatang dengan catatan bahwa karbon yang terikat di hutan mereka dapat dilepaskan kembali. Mereka juga bisa membatasi dikeluarkannya aturan/ijin untuk melakukan deforestasi di wilayahnya. Hal ini akan menjamin bahwa karbon yang tersimpan pada hutan di wilayah mereka selalu berada di atas tingkat yang telah ditetapkan. Masyarakat yang ingin mengurangi emisi dapat membeli ijin tersebut dan berhenti memanfaatkannya, sehingga dapat mengurangi jumlah emisi karbon. Atau, sejumlah kredit bisa diberikan untuk satu ton karbon yang dijerap setiap tahunnya. Hal ini akan menunda kerusakan akibat perubahan iklim dan memberikan waktu lebih banyak lagi bagi bumi untuk mencari jalan lain dalam rangka melindungi hutannya dan belajar menyesuaikan dengan perubahan iklim yang terjadi.
Kami persilahkan Anda untuk berbagi konten dari Berita Hutan, berlaku dalam kebijakan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0). Peraturan ini mengijinkan Anda mendistribusikan ulang materi dari Kabar Hutan untuk tujuan non-komersial. Sebaliknya, Anda diharuskan memberi kredit kepada Kabar Hutan sesuai dan link ke konten Kabar Hutan yang asli, memberitahu jika dilakukan perubahan, termasuk menyebarluaskan kontribusi Anda dengan lisensi Creative Commons yang sama. Anda harus memberi tahu Kabar Hutan jika Anda mengirim ulang, mencetak ulang atau menggunakan kembali materi kami dengan menghubungi forestsnews@cifor-icraf.org
Bacaan lebih lanjut
Anda dapat memperoleh salinan paper ini secara cuma-cuma melalui www.worldbank.org/research pada web dan “searching” untuk 2357.
Atau Anda dapat memohon langsung dengan mengirimkan pesan kepada Viktor Soukhanov di: vsoukhanov@worldbank.org
Jika Anda ingin mengirimkan saran dan tanggapan, silahkan hubungi Kenneth Chomitz di: kchomitz@worldbank.org