Anda mungkin akan terkejut jika mengetahui bahwa Costa Rica tidak membayar pelayanan lingkungan. Bahkan semua orang sudah mendengar tentang mekanisme inovatif Costa Rica dalam upaya mendanai konservasi keanekaragaman hayatinya dan penjerapan karbon. Namun dilain pihak hanya segelintir orang yang tahu bagaimana Columbia sudah begitu sangat majunya dalam menciptakan sistem yang permanen untuk membiayai proyek pengelolaan daerah aliran sungai.

Meskipun Columbia mengalami masalah keuangan dan konflik militer internal, pada tahun 1998 lembaga masyarakat telah mengeluarkan 8.362 juta USD untuk proyek lingkungan; 3 kali lebih besar dibandingkan pada tahun 1993. Bagi pembaca yang tertarik untuk mengetahui lebih lanjut maka buku dengan judul ’Funding Columbia’s Green Plan: Challenges and Opportunities, yang ditulis oleh Manuel Rodriguez dan Eugene Ponce de Leon akan memberikan suatu gambaran pendahuluan yang baik.

Peraturan perundang-undangan dan hukum lingkungan terbaru, yang berlaku pada tahun 1991 dan 1993, berturut-turut, menyelenggarakan dan memberlakukan proses tersebut diatas. Sebagian dana yang mereka peroleh dari perusahaan pertambangan dan minyak diberikan kepada pemerintah propinsi dan daerah/kabupaten. Proyek lingkungan menerima sekitar 1/3 dari dana tersebut. Kilang hidroelektrik yang besar juga diharuskan untuk menyisihkan 3% dari pendapatannya untuk diberikan kepada 34 perusahaan daerah otonomi (CAR) dan selebihnya sejumlah 3% diberikan kepada pemerintah daerah/kabupaten untuk melaksanakan proyek sanitasi dan pengelolaan daerah aliran sungai.

Kilang termoelektrik harus membayarkan 2.5 % dari pendapatannya kepada CAR dan 1.8% kepada daerah/kabupaten. Sebagian dari uang tersebut diberikan langsung kepada daerah dimana lokasi kilang berada dan sebagian diberikan kepada dana umum untuk membantu daerah-daerah miskin yang tidak mempunyai kilang. Delapan puluh persen (80%) pendapatan CAR diperoleh dari pajak kilang-kilang energi dan properti yang merupakan sumbangan terbesar pemerintah dari proyek sumberdaya alam.

Di dalam peraturan tersebut juga disebutkan bahwa segala bentuk kegiatan yang berhubungan dengan proyek air harus menyisihkan 1% dari dana yang diinvestasikan untuk perlindungan daerah aliran sungai. Dengan demikian pemerintah propinsi dan daerah diharuskan untuk menyisihkan 1% dari anggarannya untuk membeli lahan yang diperuntukkan bagi perlindungan sumber air yang umumnya digunakan bagi pemenuhan kebutuhan warganya. Disamping memberikan suatu jalan bagi pengelolaan pelayanan daerah aliran sungai bagi generasi selanjutnya, mekanisme pembiayaan ini juga menjamin kelangsungan sumber dana yang stabil dalam jangka panjang bagi kegiatan pengelolaan daerah aliran sungai.

Setelah beberapa tahun berikutnya, sebagian besar dana ini akan digunakan untuk mendukung rencana besar Columbia yang disebut dengan “GREEN PLAN”. Rencana ambisius ini, yang dicetuskan pertama kali pada tahun 1999, akan mendanai proyek reforestasi dan regenerasi alam kawasan seluas 160,000 hektar, disamping untuk kegiatan penelitian dan pelatihan. Perlu dicatat bahwa rencana ini melibatkan bersama-sama kegiatan regenerasi alam atau permuadaan alam dan reforestasi atau penghutanan kembali. Rencana ini dibangun berdasarkan pengalaman dari proyek pengelolaan daerah aliran sungai yang dibiayai oleh bank multilateral pada pertengahan tahun 1990.