Ingat fenomena yang baru-baru ini sering muncul di media massa tentang ’tukar tambah’ antara kawasan hutan untuk membayar hutang?
Membayar orang untuk menanam hutan sebagai upaya untuk memperlambat pemanasan global memang masuk akal. Namun kenyataannya, banyak orang yang memiliki harapan yang tidak realistis bahwa dalam jangka panjang pasar penjualan karbon dapat membantu melestarikan hutan. Seandainya Konvensi Internasional mengenai Perubahan Iklim Global memang dapat menciptakan suatu sistem pembayaran internasional untuk mendukung penanaman pohon, pelestarian hutan, mengurangi dampak pembalakan hutan, maka jumlah uang yang terkumpul kemungkinan besar akan jauh di bawah estimasi sebelumnya yang agak optimistik. Selain itu, sistem seperti ini mungkin hanya akan bertahan selama beberapa dekade, sampai biaya yang lebih murah untuk mengurangi emisi karbon dapat ditemukan, khususnya melalui perkembangkan teknologi di bidang energi.
Untuk alasan yang sama, para penentang sistem pembayaran ini mungkin juga melebih-lebihkan potensi bahaya yang ditimbulkan oleh emisi karbon. Kalau jumlah dana yang terkumpul sedikit, hampir tidak mungkin perusahaan akan menanami jutaan hektar perkebunan monokultur sekedar untuk mendapatkan subsidi. Namun demikian masih tetap ada alasan yang sah, khususnya tentang pemerataan, karena perusahaan-perusahaan besar di bidang energi di negara-negara maju akan lebih mudah dan lebih murah untuk melakukan perundingan dengan beberapa pihak yang menguasai lahan daripada dengan ribuan petani skala kecil.
Perspektif yang agak suram ini diungkapkan dalam makalah yang ditulis oleh Joyotee Smith, Kalemani Mulongoy, Reidar Persson, dan Jeffrey Sayer yang berjudul ’Harnessing Carbon Markets for Tropical Forest Conservation: Towards A More Realistic Assessment’. Para penulis ini memperkirakan bahwa pasar total untuk karbon yang diserap oleh hutan ini hampir tidak mungkin melebihi lima miliar dolar per tahun dan nilai terendahnya bisa mencapai 300 juta dolar.
Banyak kasus di mana hutan tropis sekarang menyediakan alternatif yang paling efektif dari segi biaya untuk mengurangi jumlah karbon di atmosfer, tetapi kondisi akan berubah dalam beberapa dekade mendatang karena banyak negara yang akan mampu meningkatkan efisiensinya dalam menggunakan bahan bakar dan bahkan mampu beralih ke sumber energi yang dapat diperbarui, seperti gas alam, hidrogen dll. Banyak investor berpendapat bahwa sulit untuk menunjukkan bahwa pelestarian hutan atau penanaman hutan dengan jenis-jenis spesifik sesungguhnya dapat mengurangi jumlah karbon total di atmosfer, dan bahkan mungkin akan mendorong lebih banyak hutan yang akan ditebang di satu tempat, dan di tempat lain hutan yang sudah ditebang tidak ditanami lagi. Selain itu, berbeda dengan pengurangan emisi karbon dari industri, banyak proyek kehutanan yang hanya menunda emisi karbon ke atmosfer, dan bukan mencegahnya.
Karena berbagai alasan ini, dan juga alasan lainnya, para penulis berkesimpulan bahwa pasar untuk karbon tidak akan merupakan ’jalan keluar yang manjur’ untuk mengatasi masalah-masalah hutan. Pasar karbon ini mungkin bisa memberi andil, tetapi hanya dalam konteks adanya insentif tambahan untuk alternatif lainnya yang alasan-alsannya dapat diterima dari segi sosial, lingkungan dan ekonomi, dan ada berbagai kebijakan yang lebih luas, yang menjamin pelaksanaan alternatif-alternatif ini setelah periode pembayaran berakhir.
Kami persilahkan Anda untuk berbagi konten dari Berita Hutan, berlaku dalam kebijakan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0). Peraturan ini mengijinkan Anda mendistribusikan ulang materi dari Kabar Hutan untuk tujuan non-komersial. Sebaliknya, Anda diharuskan memberi kredit kepada Kabar Hutan sesuai dan link ke konten Kabar Hutan yang asli, memberitahu jika dilakukan perubahan, termasuk menyebarluaskan kontribusi Anda dengan lisensi Creative Commons yang sama. Anda harus memberi tahu Kabar Hutan jika Anda mengirim ulang, mencetak ulang atau menggunakan kembali materi kami dengan menghubungi forestsnews@cifor-icraf.org
Bacaan lebih lanjut
Jika anda ingin mengomentari tulisan ini atau meminta makalah kepada para penulis, silakan menghubungi Joyotee Smith di alamat ini: esmith@cgiar.org