BOGOR, Indonesia—Penginderaan jarak jauh. Pesawat udara tanpa awak. Pembaca spektrometer.
Ketika digabungkan dengan teknik kehutanan tradisional, pendekatan berteknologi tinggi ini bisa merombak cara kita memantau hutan, demikian diyakini para pakar.
Dengan dampak perubahan iklim yang kian jelas, kemajuan pemantauan hutan menjadi penting.
“IPCC telah menetapkan lebih dari sekadar keraguan beralasan bahwa perubahan iklim terjadi dan ini akibat manusia,” kata Christopher Martius, peneliti utama Pusat Penelitian kehutanan Internasional (CIFOR). “Artinya bagi kita sekarang di CIFOR adalah bahwa kita berpikir mengenai bagaimana mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan, karena kita tahu bahwa ini tanggungjawab 10 persen dan 25 persen keseluruhan emisi gas rumah kaca,” katanya.
Sebuah tim ilmuwan CIFOR, Universitas Wageningen dan Universitas Gottingen mengeksplorasi cara terbaik menggunakan peralatan ini untuk mendapatkan data hutan paling baru, akurat, terandalkan—menguji instrumen yang baru tersedia atau dalam tahap maju pengembangannya.
Pendekatan pemantauan hutan dikembangkan melalui pekerjaan ini bisa menjadi sangat vital bagi implementasi proyek Reduksi Emisi dari Deforestasi dan Degradasi hutan (REDD+). Agar negara menerima pembayaran karbon yang tersimpan dalam pohon, pertama mereka harus membuktikan telah memiliki sistem pemantauan hutan yang andal. Pendekatan baru ini bisa mengurangi biaya dan membuat hutan serta observasi karbon lebih efisien-biaya bagi negara-negara tersebut.
Bagaimana keberhasilan metode baru ini ketika diuji di rawa gambut? Dalam video di atas, tim menuju Kalimantan, Indonesia untuk mencari jawabannya.
Untuk informasi lebih mengenai penelitian ini, hubungi Christopher Martius di c.martius@cgiar.org.
Kami persilahkan Anda untuk berbagi konten dari Berita Hutan, berlaku dalam kebijakan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0). Peraturan ini mengijinkan Anda mendistribusikan ulang materi dari Kabar Hutan untuk tujuan non-komersial. Sebaliknya, Anda diharuskan memberi kredit kepada Kabar Hutan sesuai dan link ke konten Kabar Hutan yang asli, memberitahu jika dilakukan perubahan, termasuk menyebarluaskan kontribusi Anda dengan lisensi Creative Commons yang sama. Anda harus memberi tahu Kabar Hutan jika Anda mengirim ulang, mencetak ulang atau menggunakan kembali materi kami dengan menghubungi forestsnews@cifor-icraf.org
Bacaan lebih lanjut
As tides rise higher, can mangroves hold on? Researchers dig in to find out
Addressing climate change adaptation and mitigation in tropical wetland ecosystems of Indonesia
Carbon storage in mangrove and peatland ecosystems
Project seeks to unlock the mysteries of Peru’s peatlands
Mangrove conservation grapples against development
Boosting Indonesia’s wetlands science is key to tackling climate change