LUSAKA, Zambia (23 Juli 2013) – Projek riset baru diluncurkan Centre for International forestry Research (CIFOR) yang diarahkan untuk menentukan jumlah karbon tersimpan di hutan Zambia dalam rangka membantu pengambil keputusan dan praktisi hutan membangun strategi nasional mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan (REDD+).
Perubahan pola hujan, menghilangnya suplai air, rendahnya kualitas tanah dan menghilangnya spesies pohon memberi dampak besar terhadap penghidupan di Distrik Nyimba di Zambia, kata perwakilan enam desa lokal, mereka mengatakan berjalan kaki 5 km untuk menemukan satu tempat umum pohon mopane—berharga karena ada ulat yang dapat dimakan—kini menjadi biasa.
Apa yang ada di balik perubahan dramatis ini? Sejauh mana mereka menyebabkan meningginya tekanan terhadap sumber alam, dan seberapa banyak mereka dipengaruhi hukum adat, yang berbeda dari satu desa ke desa lain?
Ilmuwan CIFOR berupaya menemukan jawaban pertanyaan-pertanyaan itu dan pertanyaan sejenis dengan bekerja sama dengan periset berbasis desa sekitar untuk memahami pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya hutan.
Dikenal sebagai “Projek Hutan Nyimba”, projek bernilai 3,1 juta dolar, didanai U.S. Agency for International Development (USAID) sebagai bagian dari U.S. Global Climate Change Initiative, akan membantu pemerintah lokal, ilmuwan dan masyarakat lokal untuk membangun gambaran lebih komprehensif bagimana hutan Zambia digunakan dan dikelola dalam rangka lebih menselaraskan REDD+,–mekanisme global dimana negara maju membayar negara kaya hutan untuk simpanan karbon dalam pohon—untuk mendukung kepentingan lokal dan nasional.
Projek dua tahun ini akan menggelar survei dan analisis mendalam untuk mengumpulkan data simpanan hutan dan mengembangkan metode baru untuk memantau perubahan stok karbon.
Projek juga bermaksud bekerja dengan masyarakat lokal untuk memantau sumber daya hutan dan lebih memahami dampak penggunaan hutan serta pengambilan keputusan tata kelola hutan.
“Lebih dari enam puluh persen atau hampir 50 juta hektare tanah di Zambia ditutupi hutan. Bagaimanapun, dengan tingginya kecepatan deforestasi dan besarnya populasi desa yang bergantung pada hutan bagi penghidupan, kami perlu informasi baru mengenai kondisi hutan kita, bagaimana mengelolanya, mencatat perubahan stok karbon dan hutan begitu pula emisi gas rumah kaca,” kata Wilbur Simuusa, menteri pertanahan, sumber daya alam dan perlindungan lingkungan Zambia.
“Pemerintah Zambia berterimakasih kepada USAID untuk pendanaan projek ini dan kami senang CIFOR memimpin riset karena mereka terdepan di arena kehutanan internasional,” kata Simuusa.
“Kami berkomitmen untuk membangun sistem pemantauan, pelaporan, dan verifikasi efektif bagi hutan kami untuk menerapkan REDD+. Temuan dari Projek Hutan Nyimba akan memberi kami informasi yang dibutuhkan untuk membangun strategi nasional REDD+ yang selaras dengan kebutuhan lokal dan standar internasional.”
Menurut kajian terbaru oleh UN REDD, Zambia saat ini kehilangan 250.000 hingga 300.000 hektare hutan setahun akibat pertanian dan produksi batu bara. Pemanenan produk hutan tak lestari, yang menyokong 24 persen populasi lokal, juga menempatkan tekanan pada sumber daya hutan
“Zambia menjadi salah satu negara tertinggi dalam kecepatan deforestasi di dunia dan deforestasi adalah pendorong utama perubahan iklim dunia,” kata Ryan Washburn, wakil direktur misi USAID/Zambia.
“Pemerintah AS berkomitmen bekerja secara kemitraan dengan Zambia untuk memperkuat strategi deforestasi dan degradasi hutan nasional yang akan membantu menjaga hutan negara, keragaman hayati, dan penghidupan.”
Komponen kunci riset akan membangun kapasitas tingkat nasional dan distrik untuk secara akurat melakukan pemantauan, pelaporan, dan verifikasi (MRV) karbon. Tujuannya adalah memungkinkan praktisi untuk melakukan perhitungan karbon dan akhirnya menetapkan level referensi pada tingkat subnasional dan nasional.
Lokakarya dan pelatihan bagi pemerintah lokal, universitas, pemimpin masyarakat, dan departemen kehutanan lokal, akan dilakukan untuk menguji metode baru pemantauan hutan di tingkat distrik dan desa.
“Kami berharap riset ini akan menyatukan kembali kondisi hutan Zambia saat ini, membuktikan keakuratan ilmu dalam membangun strategi lebih komprehensif REDD agar menjadi hitungan kepentingan nasional sementara pada saat yang sama menjaga hutan dan mendukung penghidupan masyarakat setempat,” kata Davison Gumbo, ilmuwan CIFOR dan pimpinan projek.
“Jika projek ini berhasil di tingkat distrik, kami akan membuat sejumlah rekomendasi kepada pemerintah Zambia melalui program nasional UN-REDD, yang, diharapkan akan digabungkan ke dalam disain sistem REDD nasional.”
Bagi Julian Fox, fasilitator MRV UN-REDD di Zambia, Projek Hutan Nyimba adalah proses tepat waktu dan unik.
“Hingga peluncuran projek ini, upaya UN-REDD di Zambia berada pada tahap pertama yang membutuhkan kerja di level nasional dengan institusi pemerintah dan organisasi non pemerintah untuk membangun strategi nasional, dan meningkatkan kapasitas MRV melalui workshops, pelatihan, dan seminar”.
“Projek Hutan Nyimba adalah ekstensi logis dari upaya nasional yang membutuhkan implementasi medan dan melibatkan masyarakat lokal. Kami gembira bahwa USAID, CIFOR, dan pemerintah Zambia, melalui Departemen Kehutanan, dan masyarakat Nyimba memulai projek ini, sekaligus sebagai yang pertama di negara ini. Kami menunggu temuannya, yang akan membangun bagian integral strategi REDD nasional Zambia,” kata Fox menyimpulkan.
“Sementara hasil projek ini pasti akan memberi dampak besar mengenai cara Zambia mengelola hutan, mereka bisa memberi cetak biru bagi negara lain yang juga tengah membangun mitigasi perubahan iklim dan strategi adaptasi,” kata Peter Kanowski, wakil direktur jenderal CIFOR yang hadir pada saat peresmian.
Untuk informasi lebih pada isu yang didiskusikan dalam artikel ini, silahkan kontak Davison Gumbo di d.gumbo@cgiar.org.
Kami persilahkan Anda untuk berbagi konten dari Berita Hutan, berlaku dalam kebijakan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0). Peraturan ini mengijinkan Anda mendistribusikan ulang materi dari Kabar Hutan untuk tujuan non-komersial. Sebaliknya, Anda diharuskan memberi kredit kepada Kabar Hutan sesuai dan link ke konten Kabar Hutan yang asli, memberitahu jika dilakukan perubahan, termasuk menyebarluaskan kontribusi Anda dengan lisensi Creative Commons yang sama. Anda harus memberi tahu Kabar Hutan jika Anda mengirim ulang, mencetak ulang atau menggunakan kembali materi kami dengan menghubungi forestsnews@cifor-icraf.org