Wawancara

T+J: Temuan riset menawarkan kerangka kerja efektif pengelolaan karbon

Wawancara dengan peneliti Allie Goldstein dari Conservation International
Bagikan
0
Gorilla graueri © Conservation International/photo by John Martin

Bacaan terkait

Merujuk kondisi terkini diperkirakan total anggaran karbon dunia akan habis dalam delapan tahun ke depan. Hal ini dapat meningkatkan pemanasan global terkait emisi, dan kesepakatan pencapaian target perubahan iklim dalam Perjanjian Paris menjadi mustahil terpenuhi, pendapat para ilmuwan dari Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim.

Menghindari konsekuensi bencana akibat pemanasan global tentu tidak hanya dapat dilakukan dengan menghentikan penggunaan bahan bakar fosil saja. Simpanan cadangan dan kapasitas karbon di ekosistem harus juga dilindungi dan diperbesar, menurut studi terbaru dari Conservation International.

Studi tersebut mengukur skala tantangan, kelayakan dan potensi dampak cadangan karbon ‘tidak dapat dipulihkan’ serta memberi rekomendasi kerangka kerja penilaian berdasarkan tiga kriteria: tata kelola skala lokal, besaran kerentanan karbon, dan pemulihan karbon ekosistem yang hilang.

Dalam konteks ini, para ilmuwan meneliti ekosistem berdasarkan 15 jenis bioma terestial meliputi ekosistem air tawar dan pesisir, mengumpulkan data kepadatan karbon, tingkat kehilangan karbon dan perolehan karbon akibat perubahan tata guna lahan.

Dalam wawancara berikut, peneliti Allie Goldstein menjelaskan hasil risetnya yang menemukan bahwa padang rumput tropis dan hutan tropis muda memiliki potensi memulihkan kerentanan karbon dalam rentan waktu 30 tahun, sementara ekosistem gambut dan mangrove membutuhkan waktu hingga ratusan tahun untuk pulih.

Q: Apa temuan terbaru dan perlu diketahui dari riset Anda?

A: “Kami mengetahui bahwa ekosistem tertentu menyimpan potensi simpanan karbon yang tinggi. Kami menggunakan tiga kriteria untuk memahami aspek pemulihan karbon dalam ekosistem. Kami menerapkan hal ini sebagai cara untuk memprioritaskan perlindungan proaktif.

“Karbon yang tidak dapat dipulihkan masih kami teliti untuk nantinya dapat dikelola — dan kami dapat melanjutkan riset — dan bila karbon ini habis maka jenis ini tidak dapat dipulihkan hingga 2050 yang merupakan batas waktu, bagi sebuah planet mencapai nol emisi. Aspek karbon inilah yang membantu mengidentifikasi cadangan karbon hidup di bumi yang tidak dapat dihilangkan dari perspektif iklim.”

T: Dengan kata lain, masih ada kepercayaan karbon dapat dipulihkan, namun dari contoh yang ditunjukkan, apa mungkin ada kesalahan asumsi?

A: “Ya, dan mungkin terdapat perbedaan urgensi pada berbagai tipe ekosistem. Misalnya, di lahan gambut tropis rata-rata dibutuhkan lebih dari 200 tahun untuk memulihkan karbon, sedangkan di padang rumput tropis membutuhkan rata-rata 19 tahun. Saya tidak mengatakan bahwa dengan jangka waktu yang lebih pendek padang rumput tropis tidak penting – ekosistem ini memiliki banyak keanekaragaman hayati dan jasa ekosistem lainnya – tapi saya pikir ketika anda merujuk aspek jangka waktu, hal ini menunjukkan bahwa karbon di ekosistem tertentu tidak dapat tergantikan.”

T: Menurut Anda, apakah pemerintah setuju dengan hal ini? Apakah pemerintah akan memberi perhatian?

A: “Saya harap begitu. Jurnal ini mencakup skala global dan ekosistem luas, tetapi langkah selanjutnya yaitu mengidentifikasi lebih lanjut secara tepat lokasi ekosistem yang kaya akan karbon, sehingga pembuat kebijakan dapat mengidentifikasi cadangan karbon yang dapat dipulihkan di negara mereka atau pada tingkat yang relevan untuk pengambilan keputusan. Salah satu argumen kami yaitu penentuan prioritas berdasarkan tingkat kehilangan karbon masih sangat penting. Ini risiko yang ada di depan kita, namun kami berharap karbon yang tidak dapat dipulihkan dapat membuat pemerintah proaktif mengambil langkah konservasi iklim dan melihat risiko dalam jangka waktu 5 atau 10 tahun ke depan. Seperti yang kita ketahui, risiko dapat bergeser – kadang tidak terduga dan terjadi dramatis, yang berarti bahwa memiliki kerangka kerja untuk bidang terpenting sangat membantu memberi fokus perhatian serta pendanaan. ”

T: Menurut Anda, bagaimana dengan kemungkinan – kemungkinkan penerapanya?

A: “Kami mengecualikan beberapa bioma di mana karbon tidak dapat dikelola dengan cara pengambilan keputusan lokal. Contoh nyata adalah lapisan es di utara. Lebih banyak karbon tersimpan di tanah beku permafrost daripada di seluruh atmosfer, sayangnya tidak banyak yang dapat dilakukan untuk mengelolanya dengan benar. Keputusan sebagian karbon di area ini akan dilepaskan atau tidak diambil berdasarkan tingkat pemanasan global dan emisi secara keseluruhan, yang berarti bahwa jika anda ingin memprioritaskan investasi dan konservasi, lokasi penerapan tidak akan terjadi di tundra Siberia.

Namun, kami menemukan bahwa sebagian besar ekosistem, cadangan karbon masih dapat ‘dikelola’, yang artinya karbon ini akan tetap tersimpan atau dilepaskan, tergantung dari keputusan di lapangan — pilihannya adalah merusak ekosistem atau proteksi. Saya pikir sangat mungkin menghentikan perusakan ekosistem di masa sekarang, dan kita dapat melakukannya tanpa mengorbankan pengembangan dan produksi pangan. Apa yang tidak kita inginkan adalah bertambahnya ekosistem yang mencapai titik kritis iklim akibat kebijakan tata guna lahan lokal yang tidak lagi efektif dalam menjaga cadangan karbon ini.”

T: Apakah Kerangka Kerja Warsawa untuk REDD+ dan Perjanjian Paris tentang perubahan iklim telah memenuhi kebutuhan?

A: “Ya dan tidak. Saya pikir ada perbedaan antara kerangka kerja Warsawa dan penerapannya. REDD+, meskipun efektif, namun belum mencapai skala yang diperlukan untuk menghentikan deforestasi pada tingkat global, dan lebih berkaitan dengan pendanaan daripada kerangka kerja. Studi kami menunjukkan perlunya perangkat tambahan seperti penggabungan karbon yang tidak dapat dipulihkan di dalam penunjukan kawasan lindung atau bekerja sama dengan masyarakat adat dan meningkatkan kepemilikan lahan. REDD+ cenderung berfokus pada aliran karbon dengan melihat sejarah tingkat kehilangan sebagai informasi lokasi krusial untuk dilakukan implementasi pengurangan emisi. Pendapat kami pendekatan tambahan yang memanfaatkan karbon tidak terpulihkan sebagai prioritas untuk perlindungan yang proaktif, dapat menunjukkan fokus pada bidang terpenting mulai 5 hingga 30 tahun ke depan. Ini benar-benar lokasi yang perlu kita perhatikan ke abad pertengahan.”

Kebijakan Hak Cipta:
Kami persilahkan Anda untuk berbagi konten dari Berita Hutan, berlaku dalam kebijakan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0). Peraturan ini mengijinkan Anda mendistribusikan ulang materi dari Kabar Hutan untuk tujuan non-komersial. Sebaliknya, Anda diharuskan memberi kredit kepada Kabar Hutan sesuai dan link ke konten Kabar Hutan yang asli, memberitahu jika dilakukan perubahan, termasuk menyebarluaskan kontribusi Anda dengan lisensi Creative Commons yang sama. Anda harus memberi tahu Kabar Hutan jika Anda mengirim ulang, mencetak ulang atau menggunakan kembali materi kami dengan menghubungi forestsnews@cifor-icraf.org