Peta baru untuk melacak rantai suplai sawit di Kalimantan
Pada 2013, sejumlah pembeli, pedagang dan produsen besar sawit berjanji menghentikan penggundulan hutan alam. Bisnis sawit bernilai miliaran dolar AS memang merupakan agroindustri paling kontroversial di dunia. Industri ini ditandai dengan sejumlah kasus penggundulan hutan kaya spesies dan kaya karbon. Meski juga berkontribusi pada pengentasan kemiskinan di negara produsen.
Indonesia dan Malaysia merupakan dua negara produsen sawit terbesar dunia. Area perkebunan industrinya meningkat lebih dari empat kali lipat pada 1990 hingga 2015. Pada periode yang sama, peningkatan laju regional kehilangan hutan menjadi salah satu yang tertinggi di dunia. Penggundulan hutan disebabkan oleh sejumlah faktor – membangun perkebunan salah satunya. Pembangunan pabrik dan infrastruktur untuk ekstraksi dan transportasi sawit juga berdampak pada hutan.
Versi terbaru Peta Deforestasi dan Perkebunan Industri di Kalimantan, atau disebut Peta Kalimantan, yang diluncurkan pekan ini memungkinkan pengguna memverifikasi lokasi dan kepemilikan 467 pabrik sawit di Kalimantan, pulau yang dihuni Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam. Peta ini mencakup alat baru Analisis Pemanfaatan Lahan sekitar Pabrik, untuk memverifikasi informasi lokasi pengolahan sawit, dan area terdeforestasi dalam radius 10 km, sebagaimana terdeteksi satelit setiap tahun.
Alat baru ini dapat digunakan bersama dengan alat sebelumnya, Analisis Pemanfaatan Lahan dalam Konsesi, untuk melacak jejak pembudi daya sawit di hutan. Alat ini menghubungkan kehilangan hutan akibat perusahaan (luas hutan dikonversi perkebunan industri tiap tahun) yang dideteksi satelit tiap tahun dengan peta konsesi publik. Digabungkan, kedua alat ini sangat berguna, bagi para pembudi daya sawit, pedagang dan aparat pemerintah yang mulai ingin melacak rantai suplai pabrik dan perkebunan. Saat ini, pembeli juga mulai memfokuskan perhatian pada keterperiksaan pabrik, karena lokasi pabrik merupakan indikator yang baik dari perkiraan lokasi penyuplai mereka.
Memahami lokasi pabrik dan perkebunan juga bermanfaat untuk lebih memahami dampak umum pembangunan sawit industri terhadap hutan hujan tropis.