Menggabungkan sains dan festival musik di Paviliun Hutan Hujan
Dalam sebuah aliansi yang tak biasa, DJ, ilmuwan dan lainnya menjadi satu tim untuk membuat konservasi alam lebih atraktif bagi generasi muda pada festival Wonderfruit di Thailand.
Paviliun Hutan Hujan, adalah perhelatan seni yang digelar Alex Joy dan Halim Ardie dari komunitas Joy Collective. Pada acara ini, para ilmuwan, aktivis, pembuat film, pemodal, seniman, motivator dan wirausahawan sosial diundang untuk mengeksplorasi nilai hutan hujan dan apa yang bisa dilakukan masyarakat umum dalam menjaganya.
Pada para generasi muda, ilmuwan David Gaveau dari Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR) menunjukkan bagaimana dampak rantai suplai sawit pada hutan alam Borneo.
Borneo menyuplai minyak sawit pada dunia. Sebuah bisnis multi-miliar-dolar, mencakup bisnis kosmetik, makanan olahan dan biofuel yang menjadi bahan bakar mobil kita. Bersama para kolega di CIFOR, Gaveau mengembangkan peta interaktif yang memungkinkan pengguna mengeksplorasi dampak industri perkebunan pada hutan hujan Borneo. Peta interaktif Atlas Deforestasi dan Hutan Tanaman Industri di Borneo disusun dari data satelit selama empat dekade yang dikombinasikan dengan pencitraan hasil dari pesawat tak berawak.
Sejalan dengan janji perusahaan menghasilkan produk bebas-deforestasi, menurut Gaveau, konsumen perlu menjadi pengawas lingkungan. Atlas baru ini, tambahnya, membuka peluang agar semua orang melihat sendiri buktinya, dan memikirkan potensi dampak kebiasaan konsumsi terhadap hutan hujan di Asia Tenggara.