Masyarakat pedesaan yang ada di lebih dari 61 negara di dunia memperoleh sedikitnya 20 persen protein hewani dari berburu hewan liar dan ikan. Di Afrika Barat, seperempat dari penduduknya mendapatkan protein dari hewan-hewan semak. Tiap tahunnya, penduduk asli Sarawak, Malaysia memperoleh keuntungan sebanyak 75 juta dollar Amerika dari daging buruan. Secara keseluruhan, masyarakat di Lembah Amazon mengkonsumsi daging yang bernilai lebih dari 175 juta dollar Amerika. Jumlah total tangkapan di Lembah Kongo melampaui lebih dari satu juta ton daging hewan liar tiap tahunnya. Daging yang luar biasa banyaknya!! Masyarakat juga berburu hewan hidup untuk dijual, dan mereka memburunya untuk melindungi tanaman mereka dari hama selain merupakan sebagian dari acara keagamaan dan juga untuk maksud /alasan lainnya.
’Hunting of Wildlife in Tropical Forests: Implications for Biodiversity and Forest Peoples,’ (Berburu hewan liar di Hutan Tropis: Implikasi pada Keanekaragaman Hayati dan Masyarakat Hutan), yang ditulis oleh Elizabeth Bennett dan John Robinson dari Wildlife Conservation Society, memberikan sejumlah besar bukti bahwa kebanyakan perburuan tersebut dilakukan dengan tidak berbasis kelestarian. Hutan yang mendapat tekanan perburuan dari tingkat sedang sampai berat mempunyai kepadatan mamalia yang lebih sedikit. Jenis yang terancam seringkali menghilang dari kawasan ini. Ini berarti semakin sedikitnya hewan untuk disayang dan dipelihara, protein dan pendapat masyarakat desa yang semakin sedikit, dan kelaparan yang lebih besar. Lebih dari itu, perubahan populasi hewan dapat merubah komponen ekosistem lainnya dengan terpengaruhinya daya hidup dan penyebaran biji, demikian pula dengan perbandingan antara predator (pemangsa) terhadap prey (mangsa).
Pemburu mencari hewan buruannya berupa mamalia, burung, dan reptil, meskipun secara khusus sejumlah besar proporsi daging semak berasal dari hewan berkuku besar dan kera. Hewan yang berjalan secara berkelompok, bergerak lambat, membuat suara keras, atau hewan yang reproduksinya jarang biasanya sangat rentan. Hutan hujan tua umumnya menghasilkan sedikit daging hewan semak per hektarnya ketimbang savana, padang alang-alang, dan hutan sekunder, sehingga perburuan yang dilakukan di kawasan ini akan lebih banyak memakan korban.
Masalah perburuan semakin buruk sejalan dengan meningkatnya populasi manusia yang tinggal dan menetap di hutan. Pendatang dengan sedikit bekal pengetahuan tentang perburuan traditional mulai masuk kawasan ini. Merebaknya perambahan hutan yang dilakukan oleh tenaga logging juga merupakan permasalahan serius. Mudahnya akses hutan dan semakin majunya teknologi berburu – seperti temuan senjata api, jerat kawat, lentera, anjing, motor dan motor tempel – mendukung berkurangnya jenis-jenis hewan buruan. Di banyak negara Afrika dan Asia, umumnya masyarakat yang pendapatannya meningkat lebih banyak memilih untuk mengkonsumsi daging hewan liar ketimbang makanan lainnya. Sebaliknya, jika diberikan pilihan, orang Amerika Latin umumnya memilih untuk membeli daging sapi atau ayam.
Penulis menyadari bahwa sedikit upaya pengaturan perburuan sangat efektif di kawasan tropis. Mereka menyarankan upaya yang lebih besar lagi untuk mempromosikan pengelolaan hidupan liar oleh masyarakat, meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan logging, dan berlanjutnya dukungan bagi kawasan perlindungan.
Kami persilahkan Anda untuk berbagi konten dari Berita Hutan, berlaku dalam kebijakan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0). Peraturan ini mengijinkan Anda mendistribusikan ulang materi dari Kabar Hutan untuk tujuan non-komersial. Sebaliknya, Anda diharuskan memberi kredit kepada Kabar Hutan sesuai dan link ke konten Kabar Hutan yang asli, memberitahu jika dilakukan perubahan, termasuk menyebarluaskan kontribusi Anda dengan lisensi Creative Commons yang sama. Anda harus memberi tahu Kabar Hutan jika Anda mengirim ulang, mencetak ulang atau menggunakan kembali materi kami dengan menghubungi forestsnews@cifor-icraf.org
Bacaan lebih lanjut
Artikel dapat diperoleh secara cuma-cuma dalam bentuk PDF format di http://www.worldbank.org/biodiversity
Anda bisa memperoleh salinannya dalam Word dokumen (bahasa Inggris, Spanyol, atau Perancis) melalui Sharon Esumei di mailto:sesumei@worldbank.org
Komentar dapat Anda layangkan kepada Elizabeth Bennett di: mailto:lizwcs@pd.jaring.my