Hidup berdampingan dengan asap beracun
Kebakaran lahan gambut di Indonesia menyentuh titik tertinggi. Kalimantan saja mencapai tingkat emisi karbon lebih besar daripada seluruh Uni Eropa saat puncak kebakaran September dan Oktober tahun lalu. Selain kerugian akibat emisi dan luasan lahan terbakar, penelitian tengah dilakukan pada ekonomi politik asap, serta dampak kesehatan dan kerugian ekonomi akibat kebakaran.
Kata ‘kabut asap’ sendiri menyesatkan – karena pada kenyataannya, kebakaran lahan gambut menghasilkan asap beracun, yang mengandung partikel berbahaya seperti karbon monoksida, sianida, amonia dan formaldehida, dalam konsentrasi yang jauh melebihi ambang keselamatan. Masyarakat yang dalam waktu lama terus menghirup asap beracun menghadapi ancaman serius terhadap kesehatan, keamanan pangan dan kesejahteraan.
Dalam artikel ini kita sejenak melangkah mundur dari ilmu pengetahuan tingkat tinggi untuk mengangkat realitas keseharian api dan asap. Dalam kisah foto ini, kami menjalin kata-kata dari lapangan – Kalimantan Tengah dan timur Riau – melalui foto yang diambil saat puncak krisis kebakaran lahan gambut 2015 untuk memberi gambaran realitas keseharian – mereka yang langsung mengalami krisis lingkungan.