Untuk menandai peringatan Hari Hutan Internasional yang keempat, Peter Holmgren, Direktur Jenderal Center for International Forestry Research (CIFOR) dan Tony Simons, Direktur Jenderal World Agroforestry Centre (ICRAF), akan tampil dalam serangkaian wawancara video dan membahas tentang tantangan dan peluang hutan di masa depan bagi bumi.
Pada bulan November 2012, Majelis Umum PBB menyatakan tanggal 21 Maret sebagai Hari Hutan Internasional. Peringatan ini menyediakan platform tahunan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya hutan dan pepohonan termasuk beragam cara hutan dapat tetap menyediakan kebutuhan untuk keberlangsungan hidup manusia.
Di bawah ini adalah transkrip episode 2 dari 3 rangkaian spesial wawancara membahas peran sektor swasta dalam mempromosikan tata guna lahan berkelanjutan dan rantai pasokan bahan baku.
Percakapan dengan dua Direktur Jenderal di CGIAR
Bagian 2: Kontribusi investasi sektor swasta dalam kehutanan dan bentang alam berkelanjutan
CIFOR dan ICRAF merupakan dua dari 15 pusat penelitian CGIAR – satu-satunya kemitraan di dunia yang menangani penelitian bagi kemajuan pertanian dan bekerja berkontribusi terhadap upaya global untuk mengatasi kemiskinan, kelaparan dan degradasi lingkungan.
Adinda Hasan, Komunikasi Spesialis untuk Asia, CIFOR
Menurut Anda, apa peran investasi keuangan bagi kehutanan dan bentang alam berkelanjutan ? Bagaimana dana ini dapat membantu agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) ?
Peter Holmgren, Direktur Jenderal CIFOR
(Sektor) Keuangan dan sektor swasta secara garis besar sangat penting bagi pembangunan di masa depan. Saya pikir, hal ini merupakan pusat kerangka pembangunan berkelanjutan dan agenda pembangunan berkelanjutan.
Saya pikir ICRAF telah merintis beberapa keterlibatan dengan sektor swasta dalam penelitiannya, jadi saya ingin Anda berbagi pengetahuan tentang hal tersebut.
Tony Simons, Direktur Jenderal, World Agroforestry Center (ICRAF)
Jika kita merujuk pada ekonomi global, pertanian memberikan kontribusi 6 persen dari pendapatan domestik bruto (PDB), sementara (sektor) kehutanan hanya kurang lebih satu setengah persen. Ini merupakan kontribusi yang cukup besar bagi dua pertiga luas lahan.
Jika kita merujuk pada ekonomi global, pertanian memberikan kontribusi 6 persen dari pendapatan domestic bruto (PDB) sementara (sektor) kehutanan hanya kurang lebih satu setengah persen. Ini merupakan kontribusi yang cukup besar untuk dua pertiga luas lahan.
Kami berhadapan dengan tiga tujuan utama. Pertama yaitu menciptakan pertanian rakyat yang lebih menguntungkan. Bila kita membiarkan petani kecil keluar dari rantai nilai, mereka akan terus menderita sehingga mereka akan terus menggunakan lebih banyak sumber daya alam dan lingkungan dengan cara yang tidak lestari. Jadi bagaimana caranya agar kita dapat menarik para petani ke dalam rantai nilai dan pasar? Dan termasuk juga harus mampu menyetir dan menarik minat dari sektor swasta.
Yang menjadi esensi dari riset CIFOR dan ICRAF , yaitu membantu mengidentifikasi dan mengelola risiko di dalam rantai supplai. Dan untuk melaksanakannya, (kami) memberikan keahlian teknis dan suatu koneksi mata pencaharian para petani kecil. Di luar dari semua hal itu adalah imbal jasa uang, inilah multi manfaat dari hutan dan pepohonan.
Peter Holmgren:
Pendapat saya, kita hidup dalam masa-masa yang menarik karena dalam satu sisi kita memiliki sektor korporasi swasta yang mencoba dan berusaha mewujudkan lebih banyak rantai-rantai nilai berkelanjutan. Karena hal ini, tentu saja, ditentukan oleh konsumen yang menginginkan suatu keberlanjutan, termasuk juga secara fundamental ditentukan oleh adanya suatu minat untuk melakukan hal-hal yang lebih baik di tingkat tapak.
Banyak sekali aksi-aksi yang harus dilakukan sehubungan dengan hal tersebut. Kita mempunyai Deklarasi New York tentang Hutan satu setengah tahun lalu di mana banyak sektor swasta, masyarakat madani dan beberapa pemerintahan serta pemerintahan tingkat propinsi berkomitmen mengakhiri deforestasi sebagai bagian dari rantai berharga mereka. Hal tersebut merupakan suatu langkah politik besar di masa depan. Saat ini, kami tengah melakukan pelaksanaannya.
Tony Simons:
Jadi pada dasarnya CIFOR dan ICRAF menghadapi tiga tantangan dalam menangani sektor swasta.
Yang pertama adalah kesalahpahaman tentang keterlibatan sektor swasta dalam penelitian, tentang peran lembaga-lembaga publik serta investasi publik. Dan ada yang terputus di sini, meskipun ada begitu banyak penekanan terhadap kemitraan publik-swasta. Dan kami berharap untuk dapat menyambungkan beberapa hal yang terputus tersebut.
Menurut saya, hal kedua yaitu kita harus ingat bahwa petani skala kecil juga merupakan sektor swasta. Merekalah yang mengambil keputusan, yang harus melihat bagaimana kehidupan mereka mendapatkan manfaat dari pelibatan dengan pasar.
Sayangnya, petani skala kecil sering berpikir tentang aliran keluar masuk uang. Dan selama dana keras tersedia, mereka tidak melihat (besarnya) keuntungan dan kerugian mereka. Sehingga meskipun mereka memiliki aliran keluar masuk uang positif, kemungkinan akan berakhir dengan kerugian. Dan kami harus memberikan banyak keterampilan untuk dalam terlibat dengan para petani. Dan kami tidak akan mencapai mereka satu per satu. Kami akan melakukannya melalui kelompok tani, koperasi, asosiasi, kelompok kepentingan dan platform pedesaan … dan inilah cara kami terlibat dengan sektor swasta benar-benar akan membuat perbedaan.
Yang ketiga yaitu melihat dari sisi pandangan ‘investor’ – baik donor tradisional bantuan pembangunan resmi (ODA) dan juga instrumen pembiayaan baru, sebab kami merupakan organisasi penelitian dan pengembangan, yang didanai oleh publik, dan juga peran kami untuk menghasilkan dan memberikan validasi termasuk menghasilkan hasil-hasil riset internasional bagi umum. Akan tetapi banyak orang yang memiliki pola pikir, hal ini baik, namun jika hal ini menyangkut konsumsi umum, pasti secara pribadi hal itu akan menjadi buruk. Dan jika hal tersebut secara pribadi baik, maka hal itu pasti buruk bagi masyarakat. Sehingga kita perlu memecahkan beberapa hal untuk melihat bagaimana kami bisa lebih baik menggabungkan hasil-hasil umum dengan kepentingan pribadi.
Peter Holmgren:
Kami juga perlu juga mencari cara agar sektor keuangan swasta dapat terlibat. Dan di situlah, modal yang sangat besar, tersedia. Ada triliunan dolar, secara harfiah, ekuitas di dunia mencari investasi yang baik bagi pembangunan berkelanjutan. Hal ini merupakan persyaratan dari para pemangku kepentingan.
Saksikan episode 3 dari serial video wawancara spesial Hari Hutan Internasional 2016, yang akan kami unggah di Kabar Hutan, Senin 4 April 2016.
Kami persilahkan Anda untuk berbagi konten dari Berita Hutan, berlaku dalam kebijakan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0). Peraturan ini mengijinkan Anda mendistribusikan ulang materi dari Kabar Hutan untuk tujuan non-komersial. Sebaliknya, Anda diharuskan memberi kredit kepada Kabar Hutan sesuai dan link ke konten Kabar Hutan yang asli, memberitahu jika dilakukan perubahan, termasuk menyebarluaskan kontribusi Anda dengan lisensi Creative Commons yang sama. Anda harus memberi tahu Kabar Hutan jika Anda mengirim ulang, mencetak ulang atau menggunakan kembali materi kami dengan menghubungi forestsnews@cifor-icraf.org