Ketika data baru tentang hutan global disiarkan, hal ini selalu menjadi peluang besar bagi memutakhirkan tren analisis global, regional dan negara. Global Forest Watch (GFW) telah melakukan hal tersebut. Sebagaimana yang dijanjikan, kita sekarang memiliki data tahunan pertama terkini tentang tutupan pohon global berdasarkan data satelit 30×30 meter. Kumpulan data asli dalam seri ini, dipublikasikan oleh Hansen et al. mencakup periode 2001-2012, telah digunakan secara meluas selama 18 bulan terakhir. Publikasi data ini telah diikuti dengan perdebatan yang meluas tentang keabsahan dari tren yang ditunjukkan dan kisah apa sebenarnya yang dituturkan oleh berbagai perubahan yang diamati sejalan dengan waktu dalam data penginderaan jauh tersebut.
Dalam rilis blog, GFW menunjuk pada peningkatan kehilangan tutupan pohon global yang terus-menerus, terutama akibat kehilangan yang lebih besar di wilayah boreal, sementara semua domain lainnya menunjukkan kehilangan yang lebih rendah. Indonesia menonjol dengan penurunan tajam dalam kehilangan tutupan pohon dari 2012 sampai 2013, yang mengakibatkan adanya beberapa penafsiran terkait politik dalam artikel WRI ini.
GFW menyatakan dengan jelas, yaitu bahwa data tersebut menunjukkan tutupan pohon dan kehilangan tutupan pohon (atau “detreecoverization“). Hal ini merupakan kemajuan dalam terminologi yang disambut baik bila dibandingkan dengan Hansen et al yang menggunakan “kehilangan hutan” dan “perubahan hutan” untuk jenis hasil yang sama, yang mengakibatkan sedikit kebingungan. Banyak pohon (atau palem atau bambu) dijumpai di luar hutan, dan tegakan hutan dapat mengalami kondisi temporer dengan sedikit pohon atau pohon-pohon yang sangat kecil.
Terlebih jauh, GFW juga terbuka tentang tidak tersedianya hasil apa pun tentang “penambahan tutupan pohon”, karena tren-tren ini terlalu lambat dan bertahap untuk digunakan oleh pemutakhiran data. Hal ini berarti bahwa kita hanya dapat melihat pada kehilangan dan -dengan set data ini- tidak dapat menyeimbangkan kehilangan tersebut dengan penambahan melalui penanaman pepohonan atau hutan atau regenerasi alamiah.
DATANYA: TINJAUAN LEBIH DEKAT
GFW patut dipuji karena menyediakan akses terbuka untuk data baru tersebut, termasuk statistik negara demi negara. Saya sendiri, saya tidak dapat menolak godaan untuk melihat angka-angka ini. Perhatikan bahwa di bawah ini, saya menggunakan data untuk nilai ambang 30 persen tutupan hutan.
Pertama saya melihat data untuk negara saya sendiri, Swedia, dan membandingkannya dengan statistik hutan resmi dari Inventarisasi Hutan Nasional (National Forest Inventory).
Statistik resmi melaporkan penebangan final seluas 183.000 ha pada 2013, yang sangat mendekati 182.618 ha kehilangan tutupan pohon yang dilaporkan oleh GFW untuk tahun yang sama. Namun, GFW belum mencatat pembuangan pohon dalam penjarangan seluas 394.000 ha pada 2013. Hal ini tampaknya merupakan keterbatasan dalam data hasil penginderaan jauh ini karena sebagian besar operasi penjaringan ini membuang 10-30 persen tutupan pohon dan membentuk bagian besar dari “kehilangan hutan” di Swedia.
Selanjutnya, karena penambahan tutupan pohon tidak tercakup, hasil-hasil GFW menjadi pencong/condong. Menurut statsitik Inverntarisasi Kehutanan Nasional Swedia (Swedish National Forestry Inventory), pertumbuhan semua pohon pada 2013 adalah 109 Mm3, sementara pembuangannya sebesar 86 Mm3, dengan hasil pertambahan bersih sebesar 23 Mm3 dalam stok pertumbuhan pohon pada tahun tersebut. Dengan perkataan lain, kira-kira 1 persen tutupan pohon Swedia dibuang pada 2013, dan 99 persen sisanya bertumbuh sampai tingkatan yang melebihi penggantian dari kehilangan tersebut. Tetap saja, Swedia menduduki posisi ke-13 di seluruh dunia dalam pemeringkatan negara GFW untuk kehilangan tutupan pohon.
Sekarang, contoh di atas adalah untuk negara yang memiliki kondisi boreal/temperata, pengelolaan dan pemantauan hutan yang mapan, dan tekanan sangat terbatas pada hutan dari berbagai penggunaan lahan lainnya.
Jadi, apa yang dituturkan oleh data baru tersebut kepada kita tentang hutan tropis?
Biasanya sulit untuk menarik simpulan mengenai tren-tren berdasarkan pemutakhiran satu tahun terhadap serangkaian data jangka panjang. Namun, karena data GFW memiliki cakupan yang lengkap dan distandarisasi dari waktu ke waktu, ada sedikit jasa dalam meninjau angka-angka tahun 2013 untuk dibandingkan dengan hasil-hasil sebelumnya.
Saya melihat pada berbagai negara di wilayah tropis (memerhatikan bahwa ini bukan pembatasan yang jelas, karena banyak negara dapat memiliki campuran hutan tropis, subtropis bahkan temperata). Ketika membagi negara-negara tersebut berdasarkan tiga wilayah utama, jumlah-jumlah berikut muncul:
Amerika Latin | Afrika | Asia-Pasifik | Total tropis | |
---|---|---|---|---|
Kehilangan tutupan pohon dalam Mha pada 2013 | 3.3 | 2.4 | 2.0 | 7.8* |
Kehilangan tutupan pohon 2013 dibandingkan dengan % rerata 2001-2012 | 71 | 161 | 91 | 92 |
Bagian dari kehilangan tutupan pohon tropika pada 2013, % | 43 | 31 | 26 | 100 |
Bagian dari kehilangan tutupan pohon tropika pada 2001-2012, % | 55 | 19 | 26 | 100 |
* Angka GFW’ untuk kehilangan tutupan pohon pada 2013 adalah 8,1 Mha di sini, kemungkinan akibat delineasi subnasional yang lebih tepat dari domain tropis.. Perbedaan ini seharusnya tidak memengaruhi berbagai simpulan di sini secara signifikan.
Tabel di atas memastikan bahwa jumlah kehilangan tutupan pohon tropis pada 2013 sebesar 7,8 Mha sedikit lebih rendah dari (92 persen dari) rerata untuk 2001-2012. Tabel tersebut juga memastikan bahwa Amerika Latin terus menjadi wilayah dengan kehilangan tutupan pohon tropis tertinggi.
TRENNYA: KEHILANGAN DAN PERTAMBAHAN
Dua tren kuat juga teramati dengan jelas. Banyak kehilangan yang menurun di Amerika Latin dan meningkat tajam di Afrika. Penggunaan rerata tiga tahun memberikan hasil serupa.
Tren di Afrika tropis mencemaskan dan memerlukan analisis lebih jauh.
Pertimbangan lainnya, tabel di atas juga mengindikasikan bahwa deforestasi tropis paling banyak adalah seluas 7,8 Mha pada 2013. Kita tidak mengetahui seberapa banyak dari angka ini yang terdiri atas kehilangan pohon non-hutan atau kehilangan pohon hutan temporer – keduanya tidak akan dikategorikan sebagai deforestasi. Pada sisi lain, kita dapat mengasumsikan bahwa sedikit peristiwa deforestasi yang terlewat dalam set data tutupan-lengkap ini, yang menempatkan angka maksimum sebesar 7,8 Mha untuk 2013.
Selain lebih rendah dari data GFW 2001–2012 GFW data yang dapat dibandingkan langsung, tingkat ini juga secara nyata lebih rendah dari yang dilaporkan dalam Penilaian Sumberdaya Hutan 2010 (Forest Resources Assessment 2010) (13 Mha/tahun 2000–2010, terutama di wilayah tropika), Survei Penginderaan Jauh Global FRA (FRA Global Remote Sensing Survey 2012) (11 Mha/tahun 2000–2005 di wilayah tropika) dan yang sebelumnya, FRA 2000 (14,2 Mha/tahun 1990–2000 di wilayah tropika). Untuk menentukan apakah hal ini disebabkan oleh perbedaan data atau tren nyata akan memerlukan penelitian lebih banyak.
Perhatikan bahwa tidak satu pun angka-angka di atas memasukkan pertambahan tutupan hutan dari penanaman, restorasi atau perluasan alamiah. Perubahan bersih luas hutan dilaporkan oleh FRA dan tercatat pada -5,6 Mha/per tahun pada 2000-2005 (FRA 2010).
Jelaslah bahwa GFW sedang membawa pemantauan hutan ke tingkatan baru. Pencapaian terbesar dengan set data GFW ialah konsistensi sejalan dengan waktu dan ruang, dan juga cakupan lengkap. Kelemahan terbesarnya tetap pada kurangnya kedalaman pada data penginderaan jauh, yang tidak memungkinkan untuk pengklasifikasian hutan yang dapat diandalkan atau perkiraan konsisten dari perubahan bertahap atau fraksional pada tutupan pohon.
Tetap semangat!
Kami persilahkan Anda untuk berbagi konten dari Berita Hutan, berlaku dalam kebijakan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0). Peraturan ini mengijinkan Anda mendistribusikan ulang materi dari Kabar Hutan untuk tujuan non-komersial. Sebaliknya, Anda diharuskan memberi kredit kepada Kabar Hutan sesuai dan link ke konten Kabar Hutan yang asli, memberitahu jika dilakukan perubahan, termasuk menyebarluaskan kontribusi Anda dengan lisensi Creative Commons yang sama. Anda harus memberi tahu Kabar Hutan jika Anda mengirim ulang, mencetak ulang atau menggunakan kembali materi kami dengan menghubungi forestsnews@cifor-icraf.org