Catatan Editor: 20 Pertanyaan Terpenting untuk Kehutanan dan Lanskap merupakan salah satu tema diskusi dalam Pertemuan Puncak Forests Asia , 5-6 Mei di Jakarta. Program ini, bagian dari inisiatif Kehutanan Berbasis Bukti CIFOR, akan diulas dalam Landscapes Issues Marketplace dalam Pertemuan Puncak tersebut.
Bagaimana seharusnya lembaga penelitian seperti CIFOR, dengan mandat dan tanggung jawab global, mengidentifikasi prioritas penelitian yang potensial? Bagaimana mereka dapat menimba secara efektif dari pengetahuan, keahlian dan wawasan komunitas global peneliti dan praktisi? Beberapa inisiatif baru yang menanggapi berbagai pertanyaan semacam ini di bidang topik lainnya telah menginformasikan sebuah proyek untuk mengidentifikasi prioritas penelitian untuk kehutanan dan lanskap.
Pertama, meninjau cakrawala..
Karya terbaru Sutherland et al “Horizon scan of key global conservation issues” berakhir dengan suatu refleksi terhadap peran dan nilai dari pendekatan peninjauan cakrawala, meneguhkan karya Karlet al’ sebelumnya mengenai bagaimana membangun dialog antara ilmu pengetahuan dan kebijakan: “Mungkin yang paling penting, peninjauan cakrawala dapat mendorong para peneliti, pembuat kebijakan, dan praktisi untuk terlibat dalam penemuan fakta gabungan, suatu proses melalui mana para pihak dengan minat yang beragam secara potensial bekerja sama mengidentifikasi, mendefinisikan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan ilmiah yang menghambat pengembangan kebijakan yang efektif.
Niat serupa telah memotivasi latihan ‘peninjauan cakrawala’ lain yang serupa, baru-baru ini- misalnya, Pretty et al menjelaskan, dalam makalah mereka “The top 100 questions of importance to the future of global agriculture”: “Dalam makalah ini, kami berusaha meningkatkan dialog dan pemahaman di antara penelitian dan kebijakan pertanian dengan mengidentifikasi 100 pertanyaan terpenting untuk pertanian global. … Sasarannya ialah untuk menggunakan bukti ilmiah yang sehat untuk menginformasikan pembuatan keputusan dan menuntun para pembuat kebijakan dalam arah prioritas penelitian pertanian dan dukungan kebijakan di masa depan..”
Sebagian besar latihan meninjau cakrawala juga terutama bergantung pada jumlah pakar yang relatif sedikit (20 dan 55, dalam kedua contoh di atas) untuk mengindentifikasi masalah prioritas atau pertanyaan, meskipun masing-masing di antaranya mungkin meminta dukungan pendapat lebih luas. Mereka kemudian menggunakan teknik Delphi, yaitu suatu proses penghalusan berulang oleh panel (-panel) ahli, untuk menggabungkan dan memperhalus topik-topiknya.
Meskipun banyak masalah terkait hutan muncul dalam peninjauan cakrawala yang terfokus pada lingkungan hidup atau pertanian-misalnya, “kehilangan lahan ekstensif di Asia Tenggara dari pengurangan lahan gambut,”atau “Dapatkah pembayaran untuk layanan ekosistem (misal sekuestrasi karbon, kredit air hijau, pengayaan keanekaragaman hayati) menuju pada adopsi praktik-praktik tata guna lahan dan pengelolaan yang direkomendasikan oleh para petani yang miskin sumber daya di negara berkembang?” -survei global ini belum menyamai dengan fokus khusus pada hutan, kehutanan atau lanskap.
Kemudian, T10Q…
Suatu pendekatan terkait tetapi berbeda untuk pengidentifikasian pertanyaan prioritas penelitian untuk kehutanan Inggris telah dikembangkan, diterapkan dan dilaporkan oleh Petrokofsky et al (di sini dan di sini). Mereka menggunakan “pendekatan kolaboratif, dari bawah ke atas” yang dimulai dari suatu survei daring (online) untuk mendapatkan keragaman dan jumlah pemangku kepentingan yang lebih besar daripada yang mungkin dengan metode peninjauan cakrawala “konvensional”. Kemudian mereka menggunakan proses berbasis Delphi yang terstruktur untuk mengidentifikasi dan menetapkan topik-topik prioritas.
Seperti latihan peninjauan cakrawala yang dibicarakan di atas, proses T10Q dan proses-proses lain yang serupamemberikan suatu dasar yang kuat untuk memprioritaskan usaha-usaha penelitian dan memandu alokasi sumber daya kepada komunitas peneliti dan lembaga penelitian. Hal itu secara khusus sangat membantu untuk lembaga seperti CIFOR, dengan tanggung jawab kepada para pemangku kepentingan global, dengan minat dan prioritas mereka yang beragam.
Berikutnya, T20Q…
Untuk berbagai alasan tersebut, CIFOR dan para mitranya dalam Inisiatif Kehutanan Berbasis Bukti (EBF)sedang membangun dalam pekerjaan penetapan prioritas ini dengan peluncuran sebuah proyek yang disebut T20Q. Dimulai Mei ini, T20Q — 20 Pertanyaan Terpenting untuk Kehutanan dan Lanskap— akan menawarkan kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya kepada siapa pun yang tertarik tentang prioritas penelitian untuk menginformasikan kebijakan dan praktik terkait yang lebih baik tentang kehutanan dan lanskap dalam artinya yang paling luas, dan dalam konteks Sasaran Pembangunan Berkelanjutan yang sedang timbul.
Seperti pendahulunya, proses T20Q tidak membuat asumsi pendahuluan apa pun mengenai topik mana yang penting; tetapi, proses ini menyaring berbagai tanggapan sesuai dengan isinya dan mengidentifikasi prioritas yang timbul. Pengidentifikasi dasar yang diberikan secara anonim oleh para responden-seperti misalnya umur, jenis kelamin, negara dan kelompok pemangku kepentingan–akan memungkinkan topik-topik prioritas untuk dilaporkan menurut berbagai wilayah, kelompok minat. Jadi proyek ini kenyataannya akan menghasilkan banyak ‘T20Q’ dan mengidentifikasi perbedaan dan kesamaan di seluruh komunitas responden global. Anda dapat membaca lebih jauh mengenai hal tersebut di laman T20Q.
Penyelesaian T20Q akan berlangsung sampai awal 2015. Ketika sudah selesai, para mitra T20Q akan membagikan hasil-hasilnya secara luas, menggunakannya untuk memprioritaskan topik-topik yang didukung oleh tinjauan sistematik EBF, dan mengambil dari hasil tersebut untuk menginformasikan proses penetapan prioritas penelitian seperti misalnyakepemilikan CIFOR.
Untuk pertanyaan mengenai berbagai topik dalam artikel ini, silakan menghubungi Peter Kanowski di p.kanowski@cgiar.org.
Kami persilahkan Anda untuk berbagi konten dari Berita Hutan, berlaku dalam kebijakan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0). Peraturan ini mengijinkan Anda mendistribusikan ulang materi dari Kabar Hutan untuk tujuan non-komersial. Sebaliknya, Anda diharuskan memberi kredit kepada Kabar Hutan sesuai dan link ke konten Kabar Hutan yang asli, memberitahu jika dilakukan perubahan, termasuk menyebarluaskan kontribusi Anda dengan lisensi Creative Commons yang sama. Anda harus memberi tahu Kabar Hutan jika Anda mengirim ulang, mencetak ulang atau menggunakan kembali materi kami dengan menghubungi forestsnews@cifor-icraf.org
Bacaan lebih lanjut
CIFOR Evidence Based Forestry (EBF) Initiative
Top Twenty Questions for Forestry and Landscapes