Penanaman pohon memiliki potensi sebagai solusi transformatif dalam menghadapi tantangan energi, iklim, dan keanekaragaman hayati di Republik Demokratik Kongo (RDK), sebagaimana diuraikan dalam tesis doktoral terbaru oleh Désiré Katembo Kasekete di Universitas Kisangani (UNIKIS).
Studi ini mengidentifikasi spesies pohon kunci yang mampu menyediakan energi terbarukan, mengurangi dampak perubahan iklim, serta mendukung keanekaragaman hayati, menawarkan pendekatan holistik untuk pembangunan berkelanjutan di kawasan tersebut.
Penelitian Kasekete mengungkapkan potensi spesies pohon yang cepat tumbuh seperti Eucalyptus – di Indonesia di kenal sebagai kayu putih, dan akasia sebagai sumber biomassa yang efisien. Spesies ini dapat dipanen secara berkala, memastikan ketersediaan biomassa yang berkelanjutan—sangat penting bagi wilayah yang mengalami kesulitan akses energi.
Selain kontribusinya dalam produksi energi, spesies pohon ini juga signifikan karena kemampuannya menyerap karbon. Dengan menyerap sejumlah besar karbon dioksida, mereka dapat berperan dalam mitigasi perubahan iklim, yang menjadi kebutuhan mendesak di tengah meningkatnya suhu global dan kejadian cuaca ekstrem.
Désiré K. Kasekete di perkebunan Grevillea robusta di Kirotshe (Kivu Utara, DRC). Foto oleh Désiré K. Kasekete/UNIKIS
Paolo Cerutti, peneliti senior Pusat Penelitian Kehutanan Internasional dan World Agroforestry (CIFOR-ICRAF), serta kepala unit kantor RDK, menekankan pentingnya temuan tersebut. “Menerapkan strategi penanaman yang optimal untuk spesies pohon seperti Eucalyptus dapat memaksimalkan manfaat iklim dan secara signifikan berkontribusi pada tujuan pengurangan karbon kita,” katanya.
Perkebunan pohon juga memberikan dampak signifikan pada keanekaragaman hayati lokal,’ ujar Cerutti. ‘Dengan menciptakan zona penyangga di sekitar area terlindungi, perkebunan ini meningkatkan konektivitas habitat dan menyediakan tempat perlindungan baru bagi satwa liar. Langkah ini sangat bermanfaat untuk melestarikan spesies endemik dan mendukung ketahanan ekologi, yang pada gilirannya memberikan manfaat besar bagi keanekaragaman hayati setempat.
Manfaat ekologi dari perkebunan pohon juga mencakup perbaikan kesehatan tanah. Spesies seperti Acacia auriculiformis diketahui mampu meningkatkan kesuburan tanah melalui fiksasi nitrogen, yang dapat meningkatkan produktivitas lahan pertanian di sekitarnya. Hubungan simbiotik antara perkebunan pohon dan pertanian ini dapat mendorong praktik penggunaan lahan yang lebih berkelanjutan, memberikan keuntungan baik bagi lingkungan maupun komunitas lokal.
Penelitian Kasekete memiliki implikasi praktis yang sangat relevan mengingat RDK sedang menghadapi degradasi lingkungan yang parah dan kemiskinan yang meluas. Penelitiannya memberikan kerangka ilmiah yang dapat dijadikan acuan bagi pembuat kebijakan dan pelestari lingkungan dalam melaksanakan proyek penanaman pohon. Ketika diintegrasikan dengan perencanaan tata guna lahan yang komprehensif dan partisipasi komunitas, pendekatan ekologi ini dapat dimanfaatkan secara efektif untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di RDK.
Bagi komunitas lokal, pendirian perkebunan pohon dapat memberikan manfaat ekonomi langsung. Dengan menggabungkan barisan pohon akasia dengan praktik pertanian yang lebih baik, seperti penanaman sela dengan singkong, para petani dapat meningkatkan hasil panen dan meraih pendapatan tambahan—mendukung mata pencaharian sekaligus berkontribusi pada ketahanan pangan. Dalam jangka panjang, ketika pohon-pohon tersebut matang, mereka dapat dipanen untuk kayu atau biomassa, menciptakan peluang ekonomi tambahan.
Implikasi dari penelitian Kasekete tidak terbatas di negara Republik Demokratik Kongo saja. Ketika para pemimpin global mencari strategi efektif untuk mencapai target iklim dan melestarikan keanekaragaman hayati, wawasan dari penelitian ini dapat menjadi referensi bagi inisiatif serupa di wilayah lain yang menghadapi tantangan serupa. Pendekatan yang komprehensif—menggabungkan dimensi ekologi, ekonomi, dan sosial—menyoroti manfaat multifaset dari perkebunan pohon. Dengan fokus pada solusi praktis yang mendukung energi, iklim, dan keanekaragaman hayati, studi ini menawarkan cetak biru yang menjanjikan untuk pembangunan berkelanjutan di kawasan tersebut, serta menekankan pentingnya integrasi pertimbangan ekologis, ekonomi, dan sosial dalam perencanaan dan kebijakan lingkungan.
Ucapan Terima Kasih
Penelitian ini didukung oleh kemitraan jangka panjang antara CIFOR-ICRAF dan Universitas Kisangani (UNIKIS), dengan pendanaan dari Uni Eropa. Kolaborasi ini memainkan peran krusial dalam membentuk masa depan pengelolaan hutan berkelanjutan di Republik Demokratik Kongo. Selama lebih dari satu dekade, kemitraan ini telah menjadi fondasi dalam memajukan pengetahuan akademis dan praktis di bidang kehutanan dan konservasi lingkungan di negara tersebut. Selain memfasilitasi penelitian penting, kolaborasi ini juga berperan dalam pembangunan kapasitas di wilayah tersebut. Dengan melatih ilmuwan dan praktisi lokal, kolaborasi ini memastikan bahwa pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk pengelolaan hutan berkelanjutan tertanam kuat dalam konteks lokal. Aspek pembangunan kapasitas ini sangat penting untuk memastikan keberhasilan dan keberlanjutan jangka panjang dari inisiatif pembangunan yang seimbang dan ramah lingkungan.
*Tulisan ini diterjemahkan dengan bantuan AI
Kami persilahkan Anda untuk berbagi konten dari Berita Hutan, berlaku dalam kebijakan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0). Peraturan ini mengijinkan Anda mendistribusikan ulang materi dari Kabar Hutan untuk tujuan non-komersial. Sebaliknya, Anda diharuskan memberi kredit kepada Kabar Hutan sesuai dan link ke konten Kabar Hutan yang asli, memberitahu jika dilakukan perubahan, termasuk menyebarluaskan kontribusi Anda dengan lisensi Creative Commons yang sama. Anda harus memberi tahu Kabar Hutan jika Anda mengirim ulang, mencetak ulang atau menggunakan kembali materi kami dengan menghubungi forestsnews@cifor-icraf.org