
KABAR HUTAN
Berita / 23 Feb 2017
Penelitian karbon biru untuk pembangunan berkelanjutan
Potensi besar mangrove dalam menangkap dan menyimpan karbon makin menarik minat masyarakat ilmu pengetahuan.
Hutan mangrove diakui memilliki fungsi penting, antara lain menyangga pesisir dari badai tropis dan rob, memberi nutrisi pada gugus karang, dan menjadi habitat kaya untuk ikan dan kehidupan liar lain.
Dengan tiga juta hektare hutan mangrove yang melingkari 95.000 kilometer garis pantai, Indonesia adalah medan perang utama dalam peningkatan kesadaran potensi ‘karbon biru’.
Hampir seperempat mangrove dunia berada di negara kepulauan ini. Namun, seperti terjadi di sebagian besar belahan dunia lain, Indonesia kehilangan hutan pesisirnya dengan kecepatan yang mengkhawatirkan. Sebanyak 40 persen mangrove menghilang dalam tiga dekade terakhir.
‘Karbon biru pesisir’ merupakan istilah untuk karbon yang tersimpan dalam ekosistem lahan basah pasang surut, mencakup hutan pasang-surut, mangrove, rawa pasang-surut dan padang lamun. Kolam karbon biomassa hidup dan biomassa mati tersimpan dalam tanahnya. ‘Karbon biru pesisir’ merupakan bagian dari ‘karbon biru’, termasuk pula karbon laut, yaitu karbon yang tersimpan dalam kolam karbon laut terbuka.