Lebih dari 5.500 orang dari 95 negara hadir langsung atau terhubung via daring dalam acara Forum Bentang Alam Global (GLF) 2016 di Marrakesh. Perhelatan besar ini digelar paralel pada COP22, dengan tujuan merangkai solusi atas tantangan terbesar yang dihadapi bumi yaitu iklim dan pembangunan melalui pemanfaatan lahan berkelanjutan.
Erik Solheim, Direktur Eksekutif Program Lingkungan PBB (UNEP), berbicara pada Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR) mengulas pendekatan bentang alam.
UNEP menggelar forum diskusi mengenai Pembiayaan swasta untuk hutan, pemanfaatan lahan berkelanjutan dan restorasi pada acara ini. Diskusi membedah celah pendanaan yang menjadi tantangan saat ini (mis. perbedaan antara suplai dan kebutuhan modal untuk restorasi bentang alam), serta bagaimana produk dan mekanisme baru dapat membantu mendorong pendanaan publik dengan pendanaan swasta.
“Hal paling menarik pada COP22 adalah peran baru dari sektor swasta,” kata Solheim. “Transformasi iklim, yang awalnya dipandang sebagai kerugian menjadi sebuah peluang besar penciptaan lapangan kerja hijau dan keuntungan bisnis yang menjanjikan.”
Wawancara dengan Erik Solheim dapat di lihat di video di bawah ini:
Apa arti “bentang alam” bagi Anda, dan bagaimana pendekatan UNEP terhadap “bentang alam”?
Pertama sekali, bentang alam berarti keelokan. Banyak sekali bentang alam sangat elok di planet kita. Dalam terminologi politik, bagi saya, ini berarti gambaran besarnya. Tidak hanya fokus pada pertanian atau hutan, pada keragaman hayati atau pada iklim semata. Anda harus memasukkan semua ini dalam satu diskusi agar Anda dapat ‘melempar dua burung dengan satu batu’.
Apa yang diberikan Forum Bentang Alam Global sebagai sebuah wahana atau audiens?
Sebuah peluang besar untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Bagaimana kita dapat melindungi hutan dunia yang sangat cantik, dan menjadi rumah bagi orang utan dan gorila di Afrika? Dan bagaimana melindungi keragaman hayati, yang sangat kaya serta sangat penting bagi iklim?
Anda hanya bisa melakukan ini jika petani juga melihat peluang untuk kesejahteraan mereka. Fokus pada bentang alam adalah cara untuk menyatukan dua isu terbesar di masa kita saat ini: Bagaimana mempercepat pembangunan dan mengangkat masyarakat dari kemiskinan, namun pada saat yang sama melindungi keelokan planet kita.
Pendekatan bentang alam adalah cara menyatukan dua isu terbesar saat ini: Bagaimana mempercepat pembangunan dan mengurangi kemiskinan, namun pada saat yang sama melindungi bumi.
Apa yang Anda amati pada COP22 sebagai tanda kemajuan dari COP21?
Hal paling menarik adalah peran baru bisnis, mengingat hingga akhir-akhir ini, bisnis selalu memandang iklim itu merugikan. Iklim adalah soal menyodorkan tagihan pada pihak lain. Kini kita melihat peluang besar menciptakan lapangan kerja baru.
Dengan turunnya harga solar, kita dapat berinvestasi pada energi terbarukan. Di Maroko, kita memiliki pembangkit matahari terbesar. Juga kita lihat sistem transportasi massa, kereta metro baru setiap tahun yang dibangun pemerintah Cina di Shanghai dan Beijing serta banyak kota-kota lain. Kita melihat pariwisata juga memetik manfaat dari keelokan gajah, gorila atau orangutan yang ramah lingkungan dan sekaligus menciptakan lapangan kerja global.
Transformasi iklim yang awalnya dipandang sebagai kerugian menjadi peluang besar lapangan kerja baru dan keuntungan bisnis yang menjanjikan.
Kami persilahkan Anda untuk berbagi konten dari Berita Hutan, berlaku dalam kebijakan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0). Peraturan ini mengijinkan Anda mendistribusikan ulang materi dari Kabar Hutan untuk tujuan non-komersial. Sebaliknya, Anda diharuskan memberi kredit kepada Kabar Hutan sesuai dan link ke konten Kabar Hutan yang asli, memberitahu jika dilakukan perubahan, termasuk menyebarluaskan kontribusi Anda dengan lisensi Creative Commons yang sama. Anda harus memberi tahu Kabar Hutan jika Anda mengirim ulang, mencetak ulang atau menggunakan kembali materi kami dengan menghubungi forestsnews@cifor-icraf.org