Opini

Pendanaan bagi bentang alam berkelanjutan: Momentumnya sedang dibangun

Apa triknya agar masuknya modal skala besar pada petani kecil mampu meningkatkan kesetaraan dan keberlanjutan?
Bagikan
0
Pandangan udara dari bentang alam di sekeliling Taman Nasional Halimun – Salak, Jawa Barat, Indonesia. Berbagai praktik pertanian dan kehutanan yang dapat mendorong produksi sering kali terhambat oleh kurangnya modal. Kate Evans/foto CIFOR

Bacaan terkait

Pendekatan utama bentang alam yaitu bekerja sama lintas batas kelembagaan — batas-batas yang berevolusi untuk alasan yang baik namun kadang-kadang sekarang menghambat integrasi yang diperlukan untuk mengatasi berbagai tantangan pembangunan dan lingkungan yang segera terjadi pada semua skala geografis.

Batas paling jelas yang dibicarakan terkait dengan berbagai pendekatan bentang alam yaitu batas antara kehutanan dan pertanian. Sebagian besar sepakat, berbagai aspirasi utama seperti mengurangi deforestasi; mempraktekkan tata guna lahan rendah emisi; meningkatkan berbagai layanan ekosistem untuk produksi pangan; memastikan penggunaan api yang tepat dan terkelola dengan baik; dan menangani berbagai masalah hak dan tenurial lahan, tidak dapat direalisasikan dengan baik bila tidak ada kerja sama antara pertanian dan.

Tetapi ada sektor terpecah lainnya yang perlu dijembatani juga. Salah satunya terdapat antara sektor keuangan swasta dan sektor-sektor berbasis lahan. Sebagaimana halnya dengan pecahan-pecahan sektor lainnya, komunitas yang terpisah, bidang-bidang keahlian, berbagai terminologi dan lembaga  pada semua tingkatan perlu berkumpul bersama untuk mengembangkan solusi yang inovatif. Kerangka kerja iklim dan pembangunan yang sedang muncul menyediakan dasar pemikiran yang kuat dan momentum bagi kita.

KEUANGAN SEMAKIN BESAR DAYA TARIKNYA

Minat terhadap keuangan untuk pembangunan dan lingkungan hidup telah mencapai suatu tingkatan yang menonjol. Dana Iklim Hijau sedang bersiap sebagai kendaraan utama untuk mencapai berbagai sasaran perubahan iklim untuk ditetapkan oleh UNFCCC di Paris pada bulan Desember. Standing Committee on Finance akan melakukan kajian khusus tentang keuangan kehutanan pada  2015. Konferensi Internasional Ketiga tentang Pendanaan untuk Pembangunan PBB di Addis Ababa, Ethiopia, pada bulan Juli akan menjadi usaha antarpemerintah utama guna memastikan pendanaan untuk pencapaian Sasaran Pembangunan Berkelanjutan sebelum Sidang Majelis Umum PBB di New York pada bulan September.

Berbagai konferensi tingkat tinggi yang dipimpin oleh CIFOR dan para mitranya selama dua tahun terakhir telah mengangkat juga topik keuangan untuk investasi dalam usaha yang berkelanjutan dan rendah karbon di bidang kehutanan dan pertanian.

Pertemuan Puncak Forests Asia di Jakarta bulan Mei yang lalu menyimpulkan bahwa “pemerintah, sektor korporat, dan sektor keuangan harus bekerja sama untuk menciptakan berbagai kondisi yang memungkinkan untuk membuka modal swasta dan investasi pendukung dalam bentang alam berkelanjutan dan para petani kecil.”

Ini diikuti dengan seruan dalam Forum Bentang Alam Global di Lima pada bulan Desember 2014 yaitu “meningkatkan jumlah keuangan bentang alam dengan mengurangi risiko investasi dan mentransformasi pasar modal.”

Jelas, gerakan untuk menghubungkan modal berskala besar dengan berbagai kebutuhan para petani kecil sedang mendapat momentum. Triknya ialah dengan membuat hubungan ini dalam berbagai cara yang juga mengarah pada peningkatan kesetaraan dan hasil-hasil berkelanjutan – baik pada tingkat global maupun lokal.

MASUKI “DANA BENTANG ALAM”

Di CIFOR, kami telah mengidentifikasi pendanaan bentang alam berkelanjutan sebagai prioritas penelitian yang sedang muncul dan baru-baru ini memulai sebuah proyek perintis bernama Dana Bentang Alam, dengan pendanaan awal dari Koperasi Pembangunan Internasional Swedia (SIDA). Satu titik masuk untuk kami adalah evolusi REDD+ dan kesadaran bahwa para pelaku di sektor keuangan swasta belum terpicu semangatnya oleh pasar karbon setelah mengetahui biaya transaksi dan risiko yang terlibat di dalamnya. Pada waktu bersamaan, pencarian berbagai peluang investasi hijau menemukan bahwa sektor-sektor berbasis lahan menawarkan kesempatan yang sangat besar — dengan syarat tersedianya produk-produk keuangan yang dapat bertahan. Jelas juga dari berbagai temuan penelitian bahwa para petani kecil dan masyarakat setempat memandang REDD+ sebagai menawarkan prospek yang sangat menjanjikan, meskipun terutama sebagai pelengkap dari usaha inti yang mendukung penghidupan mereka.

Jadi bagaimana kita dapat menghubungkan data ini?

Proyek Dana Bentang Alam dimulai dengan menyelidiki beberapa perangkat hipotesa sebagai berikut:

  1. Sejumlah besar dana institusional tersedia untuk meningkatkan investasi dalam penggunaan lahan skala kecil sampai menengah – asalkan para investor puas dengan hasil keuangan dan keberlanjutan yang mungkin.
  2. Ada berbagai praktik pertanian dan kehutanan di seluruh wilayah dan zona ekologis yang dapat mendorong produksi dan pendapatan dari para produsenn sambil juga memberikan hasil-hasil keberlanjutan utama — tetapi praktik semacam itu terhambat oleh kurangnya akses pada modal yang adil, terjangkau dan berjangka panjang bagi para produsen, sebuah situasi yang cenderung berpihak pada berbagai pendekatan yang lebih sempit.
  3. Berbagai risiko keuangan dapat dikelola dengan baik melalui pendekatan portofolio yang lebih luas daripada tawaran yang ada; maksudnya, pendekatan dapat memiliki jangkauan internasional dan mencakup sejumlah besar produk dan sistem produksi.
  4. Hasil-hasil keberlanjutan, termasuk untuk pengaturan iklim dan juga berbagai dimensi sosial dan kesetaraan, dapat ditetapkan secara memuaskan melalui sejumlah kecil parameter yang terstandarisasi dan terukur dalam seluruh portofolio. Hal ini menjadikannya mungkin untuk mencapai kemajuan atas hasil-hasil ini untuk dipantau dan diverifikasi dengan cara-cara yang menjaga supaya biaya transaksi serendah mungkin.
  5. Ada cukup minat di sektor publik internasional untuk menyediakan berbagai sumber daya untuk penelitian, pembangunan, perintisan, perlindungan risiko yang diperlukan, dan pembuatan takaran untuk memastikan hak-hak dan pengamanan tata kelola untuk mengembangkan konsep Dana Bentang alam

Pada bulan Juni, proyek Dana Bentang Alam, bersama dengan beberapa inisiatif lain, akan ditampilkan di Forum Bentang Alam Global  – Kasus Investasi, sebuah acara yang digagas CIFOR dan para mitranya, antara lain mencakup Bank Dunia, UNEP FI dan Bank Investasi Eropa, akan mengumpulkan 150-200 pakar dunia dari sektor swasta, korporat, keuangan dan sektor lainnya di London pada tanggal 10 Juni. Acara ini memberikan kesempatan lain untuk sejumlah besar pelaku keuangan untuk mendiskusikan topik keuangan swasta untuk pembangunan berkelanjutan pada tingkat bentang alam. Berbagai diskusi akan dipandu dalam dua set kelompok pakar dan menghasilkan peta jalan 5 – 10 tahun untuk meningkatkan keuangan untuk kehutanan berkelanjutan, pertanian dan berbagai sektor penggunaan lahan lainnya.

Kami bertujuan untuk memberikan bukti yang menguji berbagai hipotesis di atas, dan juga untuk melibatkan para pemangku kepentingan di seluruh spektrum keuangan-terhadap-penggunaan lahan dalam merintis berbagai solusi baru. Pendekatan bentang alam merupakan dasar agar hal ini berhasil.

Tetaplah melintasi batas-batas itu.

Kebijakan Hak Cipta:
Kami persilahkan Anda untuk berbagi konten dari Berita Hutan, berlaku dalam kebijakan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0). Peraturan ini mengijinkan Anda mendistribusikan ulang materi dari Kabar Hutan untuk tujuan non-komersial. Sebaliknya, Anda diharuskan memberi kredit kepada Kabar Hutan sesuai dan link ke konten Kabar Hutan yang asli, memberitahu jika dilakukan perubahan, termasuk menyebarluaskan kontribusi Anda dengan lisensi Creative Commons yang sama. Anda harus memberi tahu Kabar Hutan jika Anda mengirim ulang, mencetak ulang atau menggunakan kembali materi kami dengan menghubungi forestsnews@cifor-icraf.org