Mengelola Bentang Alam: Peran Budaya dan Nilai Tradisional
Budaya dan nilai tradisional berperan penting dalam melestarikan keanekaragaman hayati dan bentang alam. Hal ini tercermin dari kegiatan perlindungan daerah aliran sungai (DAS) dan hutan di sepanjang Sungai Kapuas, Kalimantan Barat. Masyarakat Adat Desa Keluin, Mensiau, dan Labian memiliki keterikatan dengan bentang alam tempat mereka tinggal dan bekerja. Bagi mereka, hutan merupakan sumber pangan, air bersih, tanaman obat, kayu dan serat, dan merupakan habitat penting bagi satwa liar.
Masyarakat memiliki sejarah panjang dengan pohon tengkawang – spesies tanaman endemik Kapuas. Mereka memahami betul arti penting dan fungsi dari jenis ini dalam mencegah erosi dan melindungi alam. Akar tengkawang mampu mengikat kuat tanah dan produktif dalam menghasilkan buah. Pohon ini juga menghasilkan minyak dan terkenal dengan kayunya yang tahan lama.
Bersama Peneliti CIFOR, Linda Yuliani dan Direktur Eksekutif Yayasan Riak Bumi, Valentinus Heri mari ketahui bagaimana pengetahuan tradisional dan aturan adat berperan penting dalam kegiatan perlindungan daerah sungai dan hutan di Kapuas, Kalimantan Barat.
https://soundcloud.com/cifor-forests/mengelola-bentang-alam-peran-budaya-dan-nilai-tradisional
Kami persilahkan Anda untuk berbagi konten dari Berita Hutan, berlaku dalam kebijakan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0). Peraturan ini mengijinkan Anda mendistribusikan ulang materi dari Kabar Hutan untuk tujuan non-komersial. Sebaliknya, Anda diharuskan memberi kredit kepada Kabar Hutan sesuai dan link ke konten Kabar Hutan yang asli, memberitahu jika dilakukan perubahan, termasuk menyebarluaskan kontribusi Anda dengan lisensi Creative Commons yang sama. Anda harus memberi tahu Kabar Hutan jika Anda mengirim ulang, mencetak ulang atau menggunakan kembali materi kami dengan menghubungi forestsnews@cifor-icraf.org