Masyarakat sepatutnya mendapat manfaat dari jasa lingkungan pengelolaan hutan lestari. Aulia Erlangga/CIFOR

Keputusan masyarakat untuk mengelola sumber daya alam secara gotong-royong pada umumnya diambil berdasarkan keputusan bersama dalam suatu pertemuan. Dalam pengambilan keputusan tersebut akan diperhitungkan juga tentang pembagian manfaat dan bagaimana lahan akan dikelola.

Guna membantu penduduk desa dan pihak – pihak terkait mendapatkan gagasan baru tentang strategi dan desain pembayaran jasa lingkungan dari pengelolaan sumber daya dan hutan, peneliti dari Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR) dan mitra riset melakukan eksperimen perilaku pengambilan keputusan dalam bentuk permainan.

Permainan dirancang dalam komunikasi dua arah akan menjadi arahan memahami motivasi penduduk desa dalam memutuskan penguasaan lahan dan pembagian yang adil dari manfaat penggunaan hutan – termasuk pembagian keuntungan – yang dapat berdampak bagi pengurangan emisi karbon di wilayah mereka dalam skema pembagian manfaat REDD+.

Penduduk desa yang terlihat dalam permainan juga dapat belajar untuk berpartisipasi aktif, berkomunikasi dan terlibat dalam diskusi tata kelola sumber daya alam. Seorang fasilitator diperlukan sebagai pengumpan dan penanggap pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari penduduk desa. Termasuk menanggapi cepat akan situasi persaingan dan konflik dari berbagai kepentingan di dalam diskusi.

Bagi para pengambil kebijakan dan praktisi REDD+, permainan ini akan membekali  mereka dengan pilihan dan panduan kebijakan untuk meningkatkan desain, pengembangan dan implementasi mekanisme pembagian manfaat REDD+.