Janji Deforestasi di COP26 adalah Kemenangan jika Diikuti dengan Aksi

Kuncinya adalah pemenuhan janji, kata Robert Nasi dari CIFOR-ICRAF
, Thursday, 18 Nov 2021
Potret udara hutan hujan Amazon, Brazil. Foto oleh: Neil Palmer/CIAT

Para pakar kehutanan menyambut kesepakatan melalui pernyataan bersama lebih dari 130 negara pada KTT Iklim COP26 di Glasgow, Senin lalu, untuk menghentikan dan membalikkan deforestasi dan degradasi lahan pada akhir dekade.

Ikrar yang disokong dana pemerintah dan swasta sebesar 19 miliar dolar AS ini, mencakup lebih dari 85 persen hutan dunia, setara dengan 3,7 miliar hektare. Ikrar ini secara signifikan mencakup hutan tropis utama Brasil, Republik Demokratik Kongo, dan Indonesia.

Sebagai bagian dari pakta, selusin negara berkomitmen menyediakan 12 miliar dolar AS dana pemerintah pada 2025. Dana ini akan dialirkan untuk aktivitas restorasi bentang alam, mengatasi kebakaran hutan, dan mendukung hak masyarakat adat. Terdapat tambahan komitmen dari sektor swasta senilai 7,2 miliar dolar AS, serta ikrar untuk menghapus aktivitas investasi terkait deforestasi, sebagai bagian komitmen tersebut.

“Meski ikrar ini inspiratif dan menggembirakan, keberhasilannya membutukan konversi dari janji menjadi aksi, yang lebih dari masa lalu. Selain itu kita juga perlu mengelola transisi berkeadilan dari ekonomi berbasis energi fosil menjadi ekonomi berbasis energi hayati dan berkelanjutan,” kata Robert Nasi, Direktur Jenderal Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR) dan Direktur Eksekutif Wanatani Dunia (ICRAF).

“Kita perlu mengembangkan kerangka kerja dan mekanisme pelaporan untuk menjaga agar janji ini dipenuhi – jika kita tidak hati-hati, kita masih bisa kehilangan hutan sebagai dampak perubahan iklim yang terasa melalui kebakaran atau patogen, bahkan tanpa membawa kapak atau gergaji,” tambahnya.

Deklarasi Pemanfaatan Hutan dan Lahan hanya satu dari sejumlah komitmen untuk melindungi hutan dan ekosistem, yang didukung oleh pendanaan pemerintah dan swasta pada dialog iklim.

Para pemimpin di COP26 juga mengumumkan Ikrar Basin Kongo, sebuah janji pendanaan sebesar 1,5 juta dolar AS dari 10 negara, Uni Eropa, dan Dana Iklim Bezos untuk perlindungan hutan, lahan gambut, dan simpanan karbon penting lain.

Pendiri perusahaan jual beli daring Amazon, Jeff Bezos juga menjanjikan tambahan 2 miliar dolar untuk merestorasi bentang alam dan transformasi sistem pangan.

Serangkaian ikrar ini merupakan pengakuan bahwa mobilisasi sumber daya dan dukungan keuangan jangka panjang – pemerintah maupun swasta – dari masyarakat internasional diperlukan untuk mendukung berbagai negara melakukan upaya konservasi dan restorasi.

Inisiatif lain, pendanaan baru sebesar 345 juta dolar AS untuk tujuh tahun Program Dampak Sistem Pangan, Pemanfaatan Lahan dan Restorasi (FOLUR) yang akan meluncurkan proyek di 27 negara pada acara paralel COP26 Florum Bentang Alam Global pada Sabtu. Program ini menargetkan komoditas berisiko pada hutan, yaitu produksi dan rantai nilai peternakan, cokelat, kopi, jagung, kelapa sawit, beras, kedelai, dan gandum.

Inisiatif yang didanai Fasilitas Lingkungan Global dan dipimpin oleh Bank Dunia ini bertujuan mengurangi dampak lingkungan dari produksi pangan, serta akan menerima tambahan pendanaan bersama sebesar 2,7 miliar dolar AS untuk membenahi ekosistem pertanian dan kebijakan, memobilisasi pendanaan sektor pemerintah dan swasta.

For more information on this topic, please contact Robert Nasi at r.nasi@cgiar.org.
Copyright policy:
We want you to share Forests News content, which is licensed under Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0). This means you are free to redistribute our material for non-commercial purposes. All we ask is that you give Forests News appropriate credit and link to the original Forests News content, indicate if changes were made, and distribute your contributions under the same Creative Commons license. You must notify Forests News if you repost, reprint or reuse our materials by contacting forestsnews@cifor-icraf.org.