Berita

Di Indonesia, pimpinan agama dan adat bersatu melindungi hutan

Memberi kesadaran pada masyarakat melalui etika dan nilai-nilai untuk mengurangi laju deforestasi
Bagikan
0
Interfaith Rainforest Initiative diluncurkan di Jakarta. Interfaith Rainforest Initiative

Bacaan terkait

Lebih dari 250 pemimpin agama hadir di Jakarta mengupayakan kesepakatan perlindungan hutan hujan tropis Indonesia pada peluncuran Interfaith Rainforest Initiative (IRI) Januari lalu.

Berlangsung selama dua hari, pertemuan IRI berhasil mempertemukan pimpinan agama dan perwakilan masyarakat adat dari kawasan hutan di seluruh Indonesia bersama dengan wakil dari peneliti, pemerintahan, perwakilan, lembaga swadaya masyarakat serta perwakilan PBB juga hadir.

“Pertemuan ini memberi inspirasi akan visi baru tentang kolaborasi dari berbagai tradisi kepercayaan untuk mengakhiri deforestasi hutan tropis dan melindungi hak masyarakat adat.” kata Joseph Corcoran, kordinator Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UN Environment) atas inisiatif ini.

Pada 2017, Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa meluncurkan inisiasi awal, suatu aliansi multi-agama yang bekerja bersama guna mengakhiri deforestasi hutan tropis. Diharapkan melalui aliansi pimpinan agama dan komunitas adat dari berbagai tingkatan bersedia memberikan komitmen mendukung perlindungan hutan tropis.

Konservasi hutan disebut sebagai satu strategi kunci kontribusi pemenuhan tujuan Kesepakatan Paris tentang perubahan iklim guna menghentikan peningkatan suhu rata-rata sampai 1.5 derajat celcius atau lebih dan mencegah bencana dampak perubahan iklim.

Dalam pertemuan tersebut para pimpinan agama dan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara merilis deklarasi bersama bertempat di kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

“Kerusakan dan hilangnya hutan tropis tidak sejalan dengan ajaran dan prinsip-prinsip agama, kepercayaan dan nilai-nilai tradisional, termasuk konstitusi negara, yang mengamanatkan bahwa setiap umat manusia harus menjaga keutuhan alam dan keadilan sosial,” pernyataan dari para pimpinan.

IRI juga meluncurkan program serupa di Republik Demokratik Kongo Desember 2019 lalu.

“Kita perlu membangun, menumbuhkan gerakan sosial masif, mengakhiri deforestasi dengan menjangkau masyarakat di level nilai dan etika, dan kami menyadari akan keterbatasan memecahkan tantangan ini tanpa bantuan dari para pemuka agama dan perwakilan komunitas adat,” tutur Anita Nirody, koordinator residen penduduk PBB untuk Indonesia.

Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa menyediakan sekretariat bagi IRI, yang akan memiliki sembilan mitra. Fungsi utama mitra yaitu melengkapi kebutuhan data, ilmu pengetahuan, dan penelitian tentang kehutanan terbaru bagi para pimpinan agama sehingga mereka dapat menjadi mitra yang kuat dan berpengetahuan dalam upaya perlindungan dan upaya restorasi global.

Artikel lengkap tersedia di tautan berikut

Kebijakan Hak Cipta:
Kami persilahkan Anda untuk berbagi konten dari Berita Hutan, berlaku dalam kebijakan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0). Peraturan ini mengijinkan Anda mendistribusikan ulang materi dari Kabar Hutan untuk tujuan non-komersial. Sebaliknya, Anda diharuskan memberi kredit kepada Kabar Hutan sesuai dan link ke konten Kabar Hutan yang asli, memberitahu jika dilakukan perubahan, termasuk menyebarluaskan kontribusi Anda dengan lisensi Creative Commons yang sama. Anda harus memberi tahu Kabar Hutan jika Anda mengirim ulang, mencetak ulang atau menggunakan kembali materi kami dengan menghubungi forestsnews@cifor-icraf.org