Karangan Khas

Pilihan Redaksi: Opini Terbaik 2016

5 Opini terbaik tahun 2016 pilihan pembaca Kabar Hutan.
Bagikan
0
Opini terbaik dari pemikiran ilmuwan CIFOR. Aulia Erlangga/CIFOR

Bacaan terkait

Apakah Anda pernah bertanya-tanya apa saja yang ada  di dalam benak dan pemikiran para ilmuwan CIFOR?

Sekarang Anda memiliki kesempatan untuk melihat wawasan pribadi mereka termasuk pilihan wacana penelitian apa yang menarik bagi mereka.

Berikut adalah 5 opini dan analisis tahun 2016 dari para ilmuwan CIFOR, berdasarkan jumlah artikel terbanyak dibaca oleh pelanggan Kabar Hutan.

Belajar dari pelibatan masyarakat lokal dalam pemantauan restorasi

Pemantauan partisipatoris – sistem kolaboratif multilevel dalam mengumpulkan, menganalisis data, saling belajar, dan mengambil keputusan dengan melibatkan masyarakat lokal memainkan peran penting dalam restorasi lahan.  Namun apakah pemantauan mendapat cukup perhatian dalam inisiatif besar global saat ini?

Refleksi isu jender di perundingan iklim COP22

Kita perlu memberikan apresiasi kepada kelompok advokasi kesetaraan jender. Pada perundingan iklim Marrakesh telah menghasilkan keputusan penting yaitu memperpanjang mandat Program Kerja Jender Lima (LWPG) selama tiga tahun ke depan.

Program kerja dua tahun – pertama kali diadopsi di COP20 Lima – meliputi dua tujuan utama: 1) Meningkatkan keseimbangan jender dalam perundingan dan 2) Memberikan panduan kebijakan iklim responsif-jender kepada para pihak.

COP22: Langkah Maju di Marrakesh

Apa saja yang telah tersaji di atas meja perundingan di Maroko, bisa dinikmati di sini.

Mari kita mulai dengan menu alfabetis: Kelompok Kerja Ad Hoc Perjanjian Paris (APA) membahas masalah seperti panduan Komitmen Kontribusi Nasional (NDC), transparansi, serapan global, komunikasi adaptasi, dan kepatuhan.

Badan Penasehat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SBSTA) mendiskusikan masalah teknis terkait mekanisme pendekatan pasar dan non-pasar pada Pasal 6, serta juga pertanian. Pertemuan pertama lembaga permanen baru di bawah Perjanjian Paris – dikenal sebagai CMA – juga dibuka pekan ini.

COP22: Urgensi Karbon Biru Pesisir di Perundingan Iklim

Menarik untuk dicatat, setelah bertahun-tahun, isu kelautan akan menjadi bagian dari agenda Konferensi Para Pihak (COP) Konvensi Kerangka Kerja Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNFCCC).

Emisi gas rumah kaca akibat pembangunan pesisir tak berkelanjutan mencapai satu miliar ton per tahun – 20 persen dari total emisi deforestasi global. Indonesia, rumah bagi hampir seperempat mangrove dunia, menyumbang seperlima (200 juta ton CO2-eq) emisi nasional – jumlah yang setara dengan 40 juta mobil di jalan.

Daya Tarik Marrakesh : Medina, Pasar, dan “Aksi COP”

Meski setiap negara membuat ikrar menurunkan emisi, secara keseluruhan ikrar tersebut masih belum selaras, dan malah berpotensi membuat dunia berada dalam langkah yang berbahaya dan mengarah pemanasan global sebesar 3 derajat Celsius. Apa saja 10 hal terbaik di COP22 terkait hutan dan pemanfaatan lahan?

 

Kebijakan Hak Cipta:
Kami persilahkan Anda untuk berbagi konten dari Berita Hutan, berlaku dalam kebijakan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0). Peraturan ini mengijinkan Anda mendistribusikan ulang materi dari Kabar Hutan untuk tujuan non-komersial. Sebaliknya, Anda diharuskan memberi kredit kepada Kabar Hutan sesuai dan link ke konten Kabar Hutan yang asli, memberitahu jika dilakukan perubahan, termasuk menyebarluaskan kontribusi Anda dengan lisensi Creative Commons yang sama. Anda harus memberi tahu Kabar Hutan jika Anda mengirim ulang, mencetak ulang atau menggunakan kembali materi kami dengan menghubungi forestsnews@cifor-icraf.org