Opini

Tentang Bentang Alam – Bagian 3: Menetapkan tujuan dan mengukur kemajuan

Kita perlu “bahasa yang sama” untuk menggambarkan apa yang ingin kita capai dalam bentang alam dan menentukan apakah kemajuan telah dicapai.
Bagikan
0
Peter Holmgren, Direktur Jenderal Pusat Penelitian Kehutanan Internasional, baru-baru ini mengusulkan bentang alam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan berdasarkan empat tujuan: ketentuan penghidupan; jasa ekosistem berkelanjutan, polusi dan efisiensi sumber daya, dan produk pangan dan non-pangan yang diproduksi. Kate Evans/CIFOR

Bacaan terkait

Baca juga bagian 1Mengapa bentang alam penting ?, dan bagian 2Apa itu bentang alam?

Tujuan utama pendekatan bentang alam adalah untuk mendukung mereka yang membuat perbedaan di lapangan. Hal ini terjadi dalam banyak cara, dijahit untuk kebutuhan dan ambisi spesifik tiap bentang alam. Akan menjadi salah dan inefisien untuk dicoba dan diterapkan solusi atas-bawah atau satu-ukuran-untuk-semua. Ini juga akan merusak definisi tawaran saya di blog sebelumnya – bahwa bentang alam adalah “sebuah tempat yang memiliki tata kelola” – yang berarti bahwa bentang alam harus dikelola pada tingkat bentang alam, oleh yang berkepentingan di dalamnya.

Pada saat yang sama kita perlu konsep yang dapat diterima luas, karena bentang alam tidak hidup dalam isolasi. Pelajaran dari pendekatan bentang alam harus disebarkan, idenya dipertukarkan, kemajuan dikomunikasikan, investasi ditarik untuk yang berhasil, dan penegakkan hukum disiapkan untuk yang melanggar. Tidak kalah penting, karena kita menangani isu kunci pembangunan berkelanjutan secara nasional dan global, opini publik dan lingkaran kebijakan harus dibuat menyadari dan mengakui kemajuan (juga kegagalan) pada tingkat bersama. Dengan kata lain, kita perlu “bahasa yang sama” untuk menggambarkan apa yang ingin kita capai dalam bentang alam dan menentukan apakah kemajuan telah dicapai.

Tetap sederhana, tetapi bukan penyederhanaan

Proses politik seringkali mencoba memapankan bahasa bersama melalui pengelaborasian kriteria dan sistem indikator. Seperti yang telah saya diskusikan dalam blog sebelumnya di sini dan sini, upaya ini bisa menjadi agak rumit dan tidak komprehensif di luar lingkaran inisiasi sektor tertentu, dan menjadi tidak mudah untuk memanfaatkan sistem ini untuk menentukan kemajuan. Lebih penting lagi, ketika menghadapi ratusan indikator-ahli – bagaimana Anda memformulasikan kebijakan yang bisa dengan mudah dipahami dan didukung oleh publik lebih luas?

Kita melihat penyederhanaan, mungkin yang paling jelas ketika GDP digunakan sebagai ukuran tunggal pembangunan makroekonomi nasional. Sejenis dengan itu, hanya ukuran yang diterima luas bagi hutan adalah perubahan wilayah hutan (di dalamnya deforestasi menjadi satu komponen). Ini merupakan satu indikator terkait-hutan yang diterapkan dalam Tujuan Pembangunan Milenium dan deforestasi tampil menjadi gambaran hutan paling menonjol di media. Hal lain adalah faktor keberhasilan implisit pertanian – yaitu jumlah pangan diproduksi, dan kekhawatiran terkait ketika terdapat ancaman seperti perubahan iklim atau kekeringan.

Jelas sekali, ekonomi, kehutanan dan pertanian memerlukan pengukuran kemajuan yang relevan: tetapi sulit untuk membangun kerangka kerja yang berterima secara luas yang berada di antara kerumitan hal yang tidak diperlukan dan penyederhanaan berlebihan.

Mendefinisikan Kerangka Kerja dan Tujuan

Dalam setahun terakhir, saya menawarkan kerangka kerja bentang alam dengan empat tujuan generik yang bisa bekerja di beragam jenis bentang alam – kecil dan besar, formal dan informal. Saya pikir empat ini jumlah yang beralasan – mudah dikomunikasikan dan meliputi keberagaman aspirasi yang harus kita sertakan. Ini adalah daftar tujuan bentang alam:

  1. Peningkatan Penghidupan
  2. Penjagaan atau peningkatan jasa ekosistem
  3. Kecukupan suplai produk pangan dan non-pangan
  4. Efisiensi pemanfaatan sumber daya.

Bergantung pada kebutuhan bentang alam, bobot relatif pada tiap tujuan ini akan bervariasi, tetapi semua tujuan bisa selalu hadir, misalnya bobot bisa selalu >0 untuk tiap tujuan. Lebih jauh, seraya mengakui bahwa ada sejumlah cara yang diperlukan seperti kerangka hukum dan kelembagaan, kepemilikan lahan dan sumber daya serta hak, proses demokrasi, dan kesetaraan gender yang tidak ditampilkan dalam daftar itu, empat ini tampak cukup untuk meliputi akhir penting secara adil.

Mengukur kemajuan pencapaian tujuan

Sekarang, untuk menentukan kemajuan, kita perlu juga pengukuran. Di sinilah kriteria dan sistem indikator seringkali menjadi masalah, karena banyak kelompok berbeda melobi parameter dan indikator masing-masing. Proses negosiasi menuju Tujuan Pembangan Berkelanjutan saat ini tidak lepas dari soal ini. Bagaimanapun, untuk menjadi bahasa yang sama, kita perlu berjuang untuk kelompok kecil pengukuran yang bisa digunakan secara efektif untuk memantau, mengkomunikasikan, membandingkan dan mendukung proses pembelajaran bentang alam. Kita juga perlu pengukuran yang berskala dan mudah dipahami dan diakui.

Hal ini membutuhkan kompromi sulit dan banyak keikhlasan dari komunitas berminat. Sebagai titik awal, saya ingin berbagi proposal sebagai satu pengukuran tiap tujuan (lihat juga Gambar 1), dengan catatan bahwa mereka didefinisikan dengan baik dan secara langsung relatif bisa diukur, atau setidaknya diduga:

Tujuan Pengukuran
Penghidupan Penghasilan, atau modal kembali (termasuk distribusi)
Jasa ekosistem Stok Karbon Total dalam bentang alam
Produk pangan dan non-pangan Jumlah, dalam produk
Efisiensi sumber daya Emisi gas rumah kaca dari bentang alam

Screen Shot 2013-11-02 at 16.57.30

Gambar 1. Empat usulan tujuan bentang alam generik dengan ide pengukuran kemajuan

Tampak jelas, pada tingkat bentang alam sendiri, sejumlah pengukuran tambahan perlu ditambahkan untuk situasi spesifik dan ambisi tertentu. Bagaimanapun, banyak yang bisa didapat dengan mengadopsi sekelompok pengukuran seragam, seperti di atas, yang bisa diterapkan di seluruh bentang alam dan menjadi bagian dari bahasa bentang alam yang sama.Pertimbangan penting adalah apakah seseorang harus mengincar hasil absolut (“kita ingin mencapai target”) atau apakah kemajuan harus ditentukan oleh terminologi relatif (“kami maju ke arah yang benar”). Secara personal, saya suka cara lebih relatif untuk menentukan kemajuan, terutama karena mengharmonisasi penentuan target di bentang alam hampir tidak mungkin.

Mendiskusikan hal di atas dengan banyak mitra, teman dan lainnya setahun terakhir, terdapat beberapa lubang yang bisa menjadi bagus untuk dimasukkan dalam kelompok generik pengukuran. Salah satunya adalah keragaman hayati dan lainnya adalah suplai air, keduanya bisa dilihat sebagai bagian tujuan jasa ekosistem. Ketiga adalah polusi, lebih dari gas rumah kaca, yang bisa terjadi di bawah efisiensi sumber daya. Berita baiknya adalah bahwa hal ini bisa ditangani pada tingkat lokal, ketika situasi lebih dikenali dan lebih spesifik. Berita buruknya, bagi pengetahuan saya, kita tidak punya pengukuran umum yang terdefinisi untuk faktor-faktor yang bisa diterapkan secara global dan semua besaran.

Sebagai kesimpulan, blog bentang alam ketiga ini menawarkan bahwa mungkin menetapkan bahasa yang sama seputar tujuan dan juga pengukuran kemajuan bentang alam. Keuntungan dari bahasa yang sama dapat menjadi signifikan. Hal ini memungkinkan berbagi pengalaman dan meningkatkan analisis serta dampak pendekatan bentang alam.D

engan bahasa yang sama, kita juga bisa mendapat keuntungan metodologi bersama dalam mengidentifikasi dan membandingkan pilihan, begitu pula dengan proses pengambilan keputusan dan pemantauan. Untungnya terdapat banyak pengalaman di wilayah ini.

Tulisan ini menutup rangkaian tulisan tiga bagian yang mengeklporasi apa itu pendekatan bentang alam, mengapa pendekatan ini penting dan bagaimana kemajuan menuju pendekatan bentang alam ditetapkan dan diukur. Saya berharap berkembang diskusi soal ini pada Forum Bentang Alam Global, 16-17 November di Warsawa. Jika Anda tidak berada di Warsawa, silahkan bergabung dengan kami melalui siaran langsung, mulai jam 9am CET pada Sabtu, 16 November.

Sampai jumpa di sana!

Kebijakan Hak Cipta:
Kami persilahkan Anda untuk berbagi konten dari Berita Hutan, berlaku dalam kebijakan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0). Peraturan ini mengijinkan Anda mendistribusikan ulang materi dari Kabar Hutan untuk tujuan non-komersial. Sebaliknya, Anda diharuskan memberi kredit kepada Kabar Hutan sesuai dan link ke konten Kabar Hutan yang asli, memberitahu jika dilakukan perubahan, termasuk menyebarluaskan kontribusi Anda dengan lisensi Creative Commons yang sama. Anda harus memberi tahu Kabar Hutan jika Anda mengirim ulang, mencetak ulang atau menggunakan kembali materi kami dengan menghubungi forestsnews@cifor-icraf.org