Berita

Penelitian global: REDD+ sebagai gagasan berhasil tapi sarat tantangan dalam implementasi

Sampai sekarang, insentif kebijakan lebih merangsang penebangan, dan bukannya melindungi pohon.
Bagikan
0
Amazon. CIFOR

Bacaan terkait

RIO DE JANEIRO, Brasil (18 Juni 2012)_REDD+ sebagai gagasan merupakan sebuah keberhasilan – tetapi penerapannya sarat dengan tantangan, menurut sebuah publikasi baru dari Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR).

Menganalisis REDD+: Sejumlah tantangan dan pilihan, diterbitkan hari ini sebagai acara sampingan pertemuan Rio+20, mengkaji bagaimana skema yang didukung PBB ini-yang bertujuan untuk mengurangi emisi karbon melalui pencegahan deforestasi-sedang diterapkan, dan menawarkan berbagai gagasan mengenai bagaimana meningkatkannya.

“Hal ini merupakan cek realitas mengenai apa yang sedang terjadi di lapangan,” ujar Arild Angelsen, seorang ekonom lingkungan hidup bersama CIFOR dan profesor di Norwegian University of Life Sciences (Universitas Ilmu Hayati Norwegia), dan penyunting utama buku tersebut.

Buku berdasarkan penelitian ini menggambarkan sebuah proyek penelitian perbandingan ekstensif mengenai REDD+, Global Comparative Study (Studi Perbandingan Global),yang sedang dilakukan oleh CIFOR dan para mitranya di Asia, Afrika dan Amerika Latin.

Tujuh tahun sejak diluncurkannya gagasan mengenai pengurangan emisi melalui pencegahan deforestasi, publikasi tersebut melakukan tinjauan kritis terhadap REDD+, menanyakan bagaimana REDD+ telah berubah, bagaimana REDD+ dijabarkan di arena kebijakan nasional spesifik – dan menyoroti berbagai pilihan untuk menjadikan REDD+ lebih efektif, efisien, dan setara.

Hal ini merupakan cek realitas mengenai apa yang sedang terjadi di lapangan

“REDD+ sebagai sebuah gagasan merupakan kisah sukses,” ujar Angelsen. REDD+ merupakan sesuatu yang sama sekali baru, dan unsur utamanya yang baru adalah bahwa REDD+ didasarkan pada pembayaran untuk kinerja atau hasil. Dan REDD+ juga diikuti dengan dana yang besar.”

Kita membandingkannya dengan ‘pembangunan berkelanjutan’-sebuah semboyan yang bagus dan menjanjikan untuk melaksanakan banyak hal. Kedua gagasan tersebut telah menginspirasi bagi para pembuat kebijakan dan praktisi, tetapi hasilnya sejauh ini tidak seperti yang diharapkan oleh banyak orang.”

Tetapi ketika REDD+ telah bergerak dari sebuah gagasan ke dunia nyata, tantangannya telah meningkat.

Berbagai tantangan tersebut bersifat praktis atau politis-dari bagaimana cara mengukur dan memantau emisi karbon yang dihindarkan dengan membiarkan sebuah hutan tetap tegak, sampai memutuskan siapa yang mendapatkan uang yang dihasilkan oleh REDD+, sampai mencapai koordinasi di antara tingkatan tata kelola lokal, regional, nasional dan internasional.

“Rancangan dan implementasi REDD+ sangat menantang,” ujar Angelsen. Unsur-unsur misteriusnya tersembunyi dalam detilnya-ketika Anda mulai mengerjakan hal-hal spesifik REDD+ maka timbullah lebih banyak konflik.

“Bila Anda memiliki sebuah sistem pembayaran Anda secara teoritis dapat menjadikan semua orang sebagai pemenang-tetapi dalam praktiknya ada dua tantangan: pertama, kita tidak mempunyai pendanaan yang cukup untuk mengubah persamaan fundamentalnya dan dengan demikian menjadikan semua orang pemenang, dan kedua, sangat sukar untuk merancang sebuah sistem yang akan memastikan semua orang akan menang.”

“Ada banyak tantangan praktis, tetapi buku ini menunjukkan bahwa ada solusi teknis yang dapat dilakukan terhadap tantangan-tantangan tadi, jadi masalah utamanya adalah sebenarnya masalah politisnya, “ujar Angelsen.

Menganalisis REDD+ memperdebatkan bahwa untuk mewujudkan potensinya sepenuhnya sebagai sarana untuk memitigasi terhadap perubahan iklim, REDD+ memerlukan sebuah perubahan transformasional dalam cara kita menganggap hutan. Tetapi, ujar Angelsen, REDD+ juga dapat membantu mendorong perubahan ini.

“Sampai sekarang, dalam berbagai lembaga dan kerangka kerja kebijakan, insentifnya merangsang penebangan pohon, dan bukannya melindungi pohon,” ujarnya

“Jadi kita harus mengubah ini, untuk memunculkan nilai dari pepohonan hidup, nilai dari layanan yang diberikan oleh tegakan hutan, dan biarkan hal tersebut tercermin dalam berbagai lembaga dan kerangka kerja pengaturan dan tata kelolanya-dan hal tersebut memerlukan komitmen politik dan koalisi untuk berubah.”

“REDD+ merupakan pergeseran dalam kerangka kerja tata kelola ekonomi secara menyeluruh untuk hutan, menuju kerangka kerja yang menghargai hutan hidup.”

Arild Angelsen mengatakan bahwa ada banyak ketidakpastian mengenai REDD+ – tetapi hal ini seharusnya tidak membawa pada ketiadaan tindakan.

“Untuk saya titik awalnya ialah bahwa perubahan iklim bersifat nyata,” ujarnya.

“Ada risiko tinggi dari perubahan iklim yang berbahaya, dan kita harus melakukan sesuatu terhadap hal tersebut, dan REDD+ merupakan bagian kunci dari apa yang seharusnya kita lakukan.”

“Hal ini tidak sederhana, namun tetap, REDD+ lebih mudah dan lebih murah dibandingkan banyak usaha mitigasi lainnya. Jadi saya pikir masih ada hal-hal yang menimbulkan semangat bila berbicara tentang REDD+, REDD+ masih bersifat penting.”

“Anda tidak dapat menangani perubahan iklim tanpa mengikutsertakan REDD+.”

Kebijakan Hak Cipta:
Kami persilahkan Anda untuk berbagi konten dari Berita Hutan, berlaku dalam kebijakan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0). Peraturan ini mengijinkan Anda mendistribusikan ulang materi dari Kabar Hutan untuk tujuan non-komersial. Sebaliknya, Anda diharuskan memberi kredit kepada Kabar Hutan sesuai dan link ke konten Kabar Hutan yang asli, memberitahu jika dilakukan perubahan, termasuk menyebarluaskan kontribusi Anda dengan lisensi Creative Commons yang sama. Anda harus memberi tahu Kabar Hutan jika Anda mengirim ulang, mencetak ulang atau menggunakan kembali materi kami dengan menghubungi forestsnews@cifor-icraf.org